Pakaian Adat Sumatera Barat Serta Penjelasannya ( Artikel Lengkap )
Di Sumatra barat, terdapat beberapa variasi busana adat pernikahan
yang dipakai oleh pasangan mempelai.Perbedaan ini berdasarkan pembagian
beberapa adat nagari di Sumatra barat.
- Busana pengantin kota Bukittinggi dan kabupaten Agam
- Busana pengantin kota Padang dan sekitarnya
Busana pengantin kota Padang memiliki kekhasan tersendiri
dibandingkan busana daerah lain di Minangkabau.dalam sejarah nya selain
oleh budaya Minangkabau, busana pengantin kota Padang juga dipengaruhi oleh kebudayaan busana negara-negara Eropa dan Tiongkok. Hal ini terlihat dari segi corak dan pemilihan warna.
- Busana pengantin kabupaten Pesisir selatan
- Busana pengantin kabupaten Padangpariaman
Pakaian Adat Sumatera Barat
Pakaian adat Sumatera Barat
yang sangat dikenal di kancah nasional sebetulnya sebuah pakaian yang
sangat sederhana. Pakaian yang bernama pakaian Bundo Kanduang atau
Limapeh Rumah Nan Gadang ini memiliki keunikan terutama pada bagian
penutup kepalanya yang berbentuk menyerupai tanduk kerbau atau atap
rumah gadang.
Bundo kanduang sendiri merupakan pakaian adat Minangkabau
yang dikenakan oleh para wanita yang telah menikah. Sementara untuk
para pria maupun untuk sepasang pengantin, dikenal pula beberapa jenis
pakaian lainnya. Berikut ini kami akan membahas tentang pakaian-pakaian
adat Sumatera Barat tersebut secara lengkap beserta nilai-nilai
filosofinya. Silakan disimak!
Baca Juga:
Pakaian Adat Kalimantan Timur ( Artikel Lengkap )
1. Pakaian Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan Gadang
Yang pertama adalah Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang atau sering pula
disebut pakaian Bundo Kanduang. Pakaian ini merupakan lambang kebesaran
bagi para wanita yang telah menikah. Pakaian tersebut merupakan simbol
dari pentingnya peran seorang ibu dalam sebuah keluarga.
Limapeh sendiri artinya adalah tiang tengah dari bangunan rumah adat
Sumatera Barat. Peran limapeh dalam mengokohtegakan bangunan adalah
analogi dari peran ibu dalam sebuah keluarga. Jika limapeh rubuh, maka
rumah atau suatu bangunan juga akan rubuh, begitupun jika seorang ibu
atau wanita tidak pandai mengatur rumah tangga, maka keluarganya juga
tak akan bertahan lama.
Secara umum, pakaian adat Bundo Kanduang atau Limpapeh Rumah Nan
Gadang memiliki desain yang berbeda-beda dari setiap nagari atau sub
suku. Akan tetapi, beberapa kelengkapan khusus yang pasti ada dalam
jenis-jenis pakaian tersebut. Perlengkapan ini antara lain tingkuluak
(tengkuluk), baju batabue, minsie, lambak atau sarung, salempang, dukuah
(kalung), galang (gelang), dan beberapa aksesoris lainnya.
Tingkuluak (Tengkuluk)
Tengkuluk adalah sebuah penutup kepala yang bentuknya menyerupai kepala kerbau atau atap rumah gadang. Penutup kepala yang terbuat dari kain selendang ini dikenakan sehari-hari maupun saat dalam upacara adat.
Tengkuluk adalah sebuah penutup kepala yang bentuknya menyerupai kepala kerbau atau atap rumah gadang. Penutup kepala yang terbuat dari kain selendang ini dikenakan sehari-hari maupun saat dalam upacara adat.
Baju Batabue
Baju batabue atau baju bertabur adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatera Barat yang sangat berlimpah. Corak dari sulaman inipun sangat beragam.
Baju batabue atau baju bertabur adalah baju kurung (naju) yang dihiasi dengan taburan pernik benang emas. Pernik-pernik sulaman benang emas tersebut melambangkan tentang kekayaan alam daerah Sumatera Barat yang sangat berlimpah. Corak dari sulaman inipun sangat beragam.
Baju batabue dapat kita temukan dalam 4 varian warna, yaitu warna merah,
hitam, biru, dan lembayung. Pada bagian tepi lengan dan leher terdapat
hiasan yang disebut minsie. Minsie adalah sulaman yang menyimbolkan
bahwa seorang wanita Minang harus taat pada batas-batas huku adat.
Lambak
Lambak atau sarung merupakan bawahan pelengkap pakaian adat Bundo Kanduang. Sarung ini ada yang berupa songket dan ada pula yang berikat. Sarung dikenakan menutupi bagian bawah tubuh wanita dengan cara diikat pada pinggang. Belahannya bisa disusun di depan, samping, maupun belakang tergantung adat Nagari mana yang memakainya.
Lambak atau sarung merupakan bawahan pelengkap pakaian adat Bundo Kanduang. Sarung ini ada yang berupa songket dan ada pula yang berikat. Sarung dikenakan menutupi bagian bawah tubuh wanita dengan cara diikat pada pinggang. Belahannya bisa disusun di depan, samping, maupun belakang tergantung adat Nagari mana yang memakainya.
Salempang
Salempang adalah selendang biasa yang terbuat dari kain songket. Salempang di letakan di pundak wanita pemakainya. Salempang menyimbolkan bahwa seorang wanita harus memiliki welas asih pada anak dan cucu, serta harus waspada akan segala kondisi.
Salempang adalah selendang biasa yang terbuat dari kain songket. Salempang di letakan di pundak wanita pemakainya. Salempang menyimbolkan bahwa seorang wanita harus memiliki welas asih pada anak dan cucu, serta harus waspada akan segala kondisi.
Perhiasan
Lazimnya pakaian adat wanita dari daerah lain, penggunaan pakaian adat Sumatera Barat untuk wanita juga dilengkapi dengan beragam aksesoris. Aksesoris tersebut misalnya dukuah (kalung), galang (gelang), dan cincin. Dukuah ada beberapa motif, yaitu kalung perada, daraham, kaban, manik pualam, cekik leher, dan dukuh panyiaram. Secara filosofis, dukuah melambangkan bahwa seorang wanita harus selalu mengerjakan segala sesuatu dalam azas lingkaran kebenaran. Sementara motif galang antara lain galang bapahek, kunci maiek, galang rago-rago, galang ula, dan galang basa. Pemakaian gelang memiliki filosofi bahwa seorang wanita memiliki batasan-batasan tertentu dalam melakukan aktivitasnya.
Lazimnya pakaian adat wanita dari daerah lain, penggunaan pakaian adat Sumatera Barat untuk wanita juga dilengkapi dengan beragam aksesoris. Aksesoris tersebut misalnya dukuah (kalung), galang (gelang), dan cincin. Dukuah ada beberapa motif, yaitu kalung perada, daraham, kaban, manik pualam, cekik leher, dan dukuh panyiaram. Secara filosofis, dukuah melambangkan bahwa seorang wanita harus selalu mengerjakan segala sesuatu dalam azas lingkaran kebenaran. Sementara motif galang antara lain galang bapahek, kunci maiek, galang rago-rago, galang ula, dan galang basa. Pemakaian gelang memiliki filosofi bahwa seorang wanita memiliki batasan-batasan tertentu dalam melakukan aktivitasnya.
Baca Juga:
Pakaian Adat Kalimantan Selatan khas Banjar ( Artikel Lengkap )
2. Baju Tradisional Pria Minangkabau
Pakaian adat Sumatera Barat untuk para pria bernama pakaian penghulu.
Sesuai namanya, pakaian ini hanya digunakan oleh tetua adat atau orang
tertentu, dimana dalam cara pemakaiannya pun di atur sedemikian rupa
oleh hukum adat. Pakaian ini terdiri atas beberapa kelengkapan yang di
antaranya Deta, baju hitam, sarawa, sesamping, cawek, sandang, keris,
dan tungkek.
Deta
Deta atau destar adalah sebuah penutup kepala yang terbuat dari kain hitam biasa yang dililitkan sedemikian rupa sehingga memiliki banyak kerutan. Kerutan pada deta melambangkan bahwa sebagai seorang tetua, saat akan memutuskan sesuatu hendaknya terlebih dahulu ia dapat mengerutkan dahinya untuk mempertimbangkan segala baik dan buruk setiap keputusannya itu. Adapun berdasarkan pemakainya, deta sendiri dibedakan menjadi deta raja untuk para raja, deta gadang dan deta saluak batimbo untuk penghulu, deta ameh, dan deta cilieng manurun.
Deta atau destar adalah sebuah penutup kepala yang terbuat dari kain hitam biasa yang dililitkan sedemikian rupa sehingga memiliki banyak kerutan. Kerutan pada deta melambangkan bahwa sebagai seorang tetua, saat akan memutuskan sesuatu hendaknya terlebih dahulu ia dapat mengerutkan dahinya untuk mempertimbangkan segala baik dan buruk setiap keputusannya itu. Adapun berdasarkan pemakainya, deta sendiri dibedakan menjadi deta raja untuk para raja, deta gadang dan deta saluak batimbo untuk penghulu, deta ameh, dan deta cilieng manurun.
Baju
Baju penghulu umumnya berwarna hitam. Baju ini dibuat dari kain beludru. Warna hitamnya melambangkan tentang arti kepemimpinan. Segala puji dan umpat haru dapat diredam seperti halnya warna hitam yang tak akan berubah meski warna lain menodainya.
Baju penghulu umumnya berwarna hitam. Baju ini dibuat dari kain beludru. Warna hitamnya melambangkan tentang arti kepemimpinan. Segala puji dan umpat haru dapat diredam seperti halnya warna hitam yang tak akan berubah meski warna lain menodainya.
Sarawa
Sarawa adalah celana penghulu yang juga berwarna hitam. Celana ini memiliki ukuran yang besar pada bagian betis dan paha. Ukuran tersebut melambangkan bahwa seorang pemimpin adat harus berjiwa besar dalam melaksanakan tugas dan mengambil keputusan.
Sarawa adalah celana penghulu yang juga berwarna hitam. Celana ini memiliki ukuran yang besar pada bagian betis dan paha. Ukuran tersebut melambangkan bahwa seorang pemimpin adat harus berjiwa besar dalam melaksanakan tugas dan mengambil keputusan.
Sasampiang
Sasampiang adalah selendang merah berhias benang makau warna warni yang dikenakan di bahu pemakainya. Warna merah selendang melambangkan keberanian, sementara hiasan benang makau melambangkan ilmu dan kearifan.
Sasampiang adalah selendang merah berhias benang makau warna warni yang dikenakan di bahu pemakainya. Warna merah selendang melambangkan keberanian, sementara hiasan benang makau melambangkan ilmu dan kearifan.
Cawek
Cawek atau ikat pinggang berbahan kain sutra yang dikenakan untuk menguatkan ikan celana sarawa yang longgar. Kain sutra pada cawek melambangkan bahwa seorang penghulu harus cakap dan lembut dalam memimpin serta sanggup mengikat jalinan persaudaraan antar masyarakat yang dipimpinnya.
Cawek atau ikat pinggang berbahan kain sutra yang dikenakan untuk menguatkan ikan celana sarawa yang longgar. Kain sutra pada cawek melambangkan bahwa seorang penghulu harus cakap dan lembut dalam memimpin serta sanggup mengikat jalinan persaudaraan antar masyarakat yang dipimpinnya.
Sandang
Sandang adalah kain merah yang diikatkan dipinggang sebagai pelengkap pakaian adat Sumatera Barat. Kain merah ini berbentuk segi empat, melambangkan bahwa seorang penghulu harus tunduk pada hukum adat.
Sandang adalah kain merah yang diikatkan dipinggang sebagai pelengkap pakaian adat Sumatera Barat. Kain merah ini berbentuk segi empat, melambangkan bahwa seorang penghulu harus tunduk pada hukum adat.
Keris dan Tongkat
Keris diselipkan di pinggang, sementara tungkek atau tongkat digunakan untuk petunjuk jalan. Kedua kelengkapan ini adalah simbol bahwa kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung jawab besar.
Keris diselipkan di pinggang, sementara tungkek atau tongkat digunakan untuk petunjuk jalan. Kedua kelengkapan ini adalah simbol bahwa kepemimpinan merupakan amanah dan tanggung jawab besar.
3. Pakaian Adat Pengantin Padang
Selain baju bundo kanduang dan baju penghulu, ada pula jenis pakaian
adat Sumatera Barat lainnya yang umum dikenakan oleh para pengantin
dalam upacara pernikahan. Pakaian pengantin ini lazimnya berwarna merah
dengan tutup kepala dan hiasan yang lebih banyak. Hingga kini, pakaian
tersebut masih kerap digunakan tapi tentunya dengan sedikit tambahan
modernisasi dengan gaya atau desain yang lebih unik.
Search Populer
- pakaian adat bundo kanduang
- baju adat minangkabau anak
- pakaian adat sumatera selatan
- tarian adat sumatera barat
- model baju adat padang
- senjata tradisional sumatera barat
- baju adat padang anak
- baju adat minang modern
0 Response to "Pakaian Adat Sumatera Barat Serta Penjelasannya ( Artikel Lengkap )"