Suku Damal Asal Mimika Papua ( Artikel Lengkap )
Suku Damal adalah salah satu dari beberapa suku
di papua yang bermukim di pegunungan Papua. Mereka menggunakan bahasa
Damal sebagai bahasa hari-hari. Konon masyarakat suku Damal pada zaman
dahulu telah memasak makanan dengan menggunakan api.
Mereka membuat api dengan cara unik. Yaitu menggunakan
“Hagan”. Hagan adalah kayu kecil kering yang dibela tengah. Agar
menghasilkan api mereka menggunakan tali rotan yang kering, tali rotan
dijepit dengan kaju kering yang tengahnya dibela itu, lalu ke dua ujung
tali rotannya di tarik terus menerus hingga gesekan antara tali rotan
dan kayu mulai panas, kemudian panas itu mengeluarkan asap sampai tali
rotan itu putus dan menghasilkan api.
Masyarakat Damal menyebut dirinya sebagai “Damalme”. Damalme
terdiri dari dua kata yaitu “me” berarti “manusia”, sehingga Damalme
secara harfiah bisa diartikan sebagai “manusia Damal” atau “orang
Damal”. Damalme atau orang Damal dilaporkan keberadaannya untuk pertama
kali oleh para penyelidik Belanda, yaitu J.V. de Bruyn dan kawan-kawan,
yang mendekati orang Damal dari kawasan danau-danau Wisselmeren.
Sebelumnya, suku Damal pernah dikunjungi oleh ekspedisi Carstensz dari
Inggris di bawah pimpinan Wollaston, dan pada 1936 oleh ekspedisi
Carstensz yang dipimpin Dr. Colijn.
Sejarah
Sejarah asal usul orang Damal hanya bersumber dari cerita
legenda rakyat setempat. Menurut cerita legenda tersebut orang Damal
berasal dari daerah ‘Mepingama’ Lembah Baliem Wamena. Hal ini dapat
ditelusuri dari kata ‘kurima’. Kurima merupakan sebuah desa yang
dipercaya sebagai tempat pertama kali nenek moyang orang Damal berkumpul
dan "Hitigima’ yang berarti nenek moyang orang Damal pertama kali
mendirikan honai dari alang-alang.
Kurima merupakan tempat para pendiri berbagai suku tinggal
hingga mereka meninggalkan kurima satu persatu menju ke arah barat. Yang
pertama meninggalkan kurima adalah orang Mee, lalu diikuti oleh suku
‘Moni’ setelah itu suku Damal dan suku Dani. Kemudian suku Damal
Memasuki Daerah Ilaga dan Beoga dan mulai juga memasuki daerah Ilop yang
sekarang disebut Ilaga dan Beoga. Daerah Beoga ini merupakan pusatnya
suku Damal, mereka mendiami di sepanjang sungai Beogong dari hilir
sampai dengan hulu.
Dari daerah Beoga dan Ilaga inilah suku Damal kemudian
menyebar ke Jila, Alama, Bella, Stinga, Hoeya, Temabagapura ( kampung
Waa), Aroanop, Timika, dan Agimuga dan secara turun-temurun hidup
menetap.
Mereka percaya bahwa mereka merupakan keturunan pertama dari anak
sulung nenek moyang bangsa manusia. Mereka hidup di sebelah utara dan
selatan pegunungan kartens dan juga di sepanjang sungai Nogolonogong
(Mambramo).
Baca Juga:
Suku Bolaang Mongondow dan Kebudayaan
Pakaian Adat
Secara umum pakaian tradisional wanita masyarakat pribumi
Pegunungan Tengah tanah Papua adalah Moge/Sali dan telanjang dada serta
punggung bertutup beberapa lembar doken(agiya dalam bahasa daerah suku
Mee). Namun ternyata wanita suku Damal Papua baik orang Amungme maupun
orang Beoga memiliki penutup dada secara tradisional dan turun-tumurun,
yang mereka (orang Amungme dan orang Beoga) menyebutnya dengan istilah
“PONGI”.
Sedangkan bagi para lelaki mereka menggunakan pakaian adat koteka yang menutupi kemaluannya
Rumah Adat
Rumah adat suku Damal adalah Honai. Honai merupakan rumah adat yang
unik. Atapnya terbuat dari alang-alang dan dindingnya terbuat dari
kayu-kayu tertentu yang bisa bertahan hingga puluhan tahun lamanya.
Bentuknya pun bundar.
Demografi
Penduduk asli daerah Ilaga dan Beoga adalah orang Damal. Pembagian
menurut marga Damal yang memiliki hak ulayat di daerah Ilaga adalah
marga Magai yang menduduki daerah mulai dari kali Kungnomun sampai
Owinomun.
Marga Alom menduduki daerah mulai dari Namungku Wanin sampai
Towengki. Marga Murib (mom)menduduki daerah Towengki dan bagian muarah
kali Ilogong menduduki oleh Hagabal, Dang, dan Dewelek. Mualai dari
Tagaloan sampai kelebet didiami oleh marga Kiwak. Daerah yang pertama
kali didiami orang Damal adalah Ilaga dan Beoga yang merupakan pusat
perkembangan orang Damal.
Masyarakat Damal menyatu dengan alam, mereka sulit sekali untuk
merantau di daerah suku kerabat lainnya. Mereka sangat mencintai daerah
mereka sebagai pemberian sang pencipta yang berlimpah dengan kekayaan
alam yang begitu subur, dan menyimpan mutiara kehidupan.
Gunung-gunung dan lembah-lembah menyimpan kekayaan alam seperti tambang, emas, perak, tembaga, minyak bumi, kayu gaharu, hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan. Alam tempat tinggal mereka menyediakan berbagai bahan sandang dan pangan untuk menyambung kehidupan mereka.
Gunung-gunung dan lembah-lembah menyimpan kekayaan alam seperti tambang, emas, perak, tembaga, minyak bumi, kayu gaharu, hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan. Alam tempat tinggal mereka menyediakan berbagai bahan sandang dan pangan untuk menyambung kehidupan mereka.
Sub Suku Damal
Dari suku Damal ini terpecah menjadi dua suku bangsa, yaitu :
1. Suku Damal yang hidup dan bertempat tinggal di kabupaten Puncak Papua, Ilaga dan Beoga.
2. Suku Amungme yang hidup dan bertempat tinggal di kabupaten Mimika,
dan anak sukunya adalah suku Delem yang hidup dan bertempat tinggal di
sepanjang sungai Mambramo.
Mereka ini hanya satu suku dan satu nenek moyang namun satu dengan
lain hal mereka terpecah. Suku Delem dan Amungme adalah anak suku dari
suku Damal. Sebenarnya suku Delem ini gabungan dari tiga suku, yaitu
suku Damal, suku Dani, dan suku Wonno.
Baca Juga:
Suku Boti Suku Berasal dari Nusa Tenggara Timur
Marga
Suku Damal mengenal dan menggunakan konsep persaudaraan luas atau
marga. Dibawah ini adalah marga-marga masyarakat Damal serta lingkungan
tinggalnya yang diatur secara adat (hak ulayat):
Magani, yakni marga yang mendiami daerah Ilaga, mulai dari Kungnomun hingga Owinomun.
Alom, yakni marga yang mendiami daerah, mulai dari Namungku Wanin sampai Towengki.
Murib (Mom), yakni marga yang mendiami daerah Towengki.
Hagabal, Dang, Dewelek, ketiganya merupakan marga yang berdiam di serta muara sungai Ilogong.
Kiwak, yakni marga yang berdiam, mulai dari Tagaloan hingga Kelebet.
Magani, yakni marga yang mendiami daerah Ilaga, mulai dari Kungnomun hingga Owinomun.
Alom, yakni marga yang mendiami daerah, mulai dari Namungku Wanin sampai Towengki.
Murib (Mom), yakni marga yang mendiami daerah Towengki.
Hagabal, Dang, Dewelek, ketiganya merupakan marga yang berdiam di serta muara sungai Ilogong.
Kiwak, yakni marga yang berdiam, mulai dari Tagaloan hingga Kelebet.
Mata Pencaharian
Mata pencaharian orang Damal, terutama adalah berburu dan bertani.
Selain itu, orang Damal masih mengenal konsep meramu atau mengumpulkan
makanan dari alam (umumnya buah-buahan), serta berternak babi.
Babi adalah hewan ternak yang sangat penting dan akrab
dengan keseharian hidup masyarakat Damal. Babi berfungsi sebagai alat
tukar atau alat pembayaran yang penting. Selain itu, babi-babi tersebut
juga biasanya disembelih pada hari-hari tertentu seperti upacara
kelahiran, kematian, perkawinan, panen, penyelesaian hutang perang dan
upacara persembahan kepada leluhur.
Search Populer:
- kesenian suku damal
- suku moni
- rumah adat suku amungme
- makalah tentang suku amungme
- tarian daerah suku amungme
- pakaian adat suku amungme
- agama suku damal
- makanan khas suku amungme
0 Response to "Suku Damal Asal Mimika Papua ( Artikel Lengkap )"