Asal-usul Alat Musik Sasando Beserta Penjelasannya
Sasando merupakan alat musik yang berasal dari Pulau Rote Nusa Tenggara Timur
yang dimainkan dengan cara dipetik. Menurut cerita masyarakat Pulau
Rote sejarah alat musik ini diawali oleh seorang pemuda bernama
Sangguana. Suatu hari ia pergi menuju padang sabana, karena kelelahan
kemudian ia berhenti untuk beristirahat sejenak di bawah pohon lontar.
Secara tidak sengaja ia pun tertidur dan bermimpi sedang memainkan
sebuah alat musik dari pohon lontar. Dari mimpinya tersebut ia kemudian
terinspirasi untuk menciptakan alat musik yang kemudian dikenal dengan
nama sasando.
Sasando kerap digunakan sebagai musik
pengiring atau penghibur pada upacara adat maupun sebagai hobi pribadi.
Mungkin masih banyak penduduk Indonesia yang kurang mengenal alat musik
yang satu ini. Namun ternyata alat musik sasando ini sangat digemari
oleh kalangan penikmat musik tradisional yang berasala dari Australian
dan beberapa negara Eropa. Maka dari itu kita patut berbangga diri
karena keragamanan budaya Indonesia dan sudah sepantasnya kita sendiri
yang melestarikan budaya bangsa agar tidak punah seiring berjalannya
waktu.
Cara memainkan Sasando
Cara memainkan alat musik sasando hamper mirip
dengan kecapi. Tangan kiri berfungsi untuk memetik melodi dan bas,
sedangkan tangan kanan digunakan untuk memainkan akor(gabungan beberapa
nada tunggal). Perpaduan melodi, bas dan akor yang dapat dimainkan
secara bergantian ataupun bersamaan menjadi salah sat ciri khas dari
bunyi yang dihasilkan oleh sasando.
Baca Juga:
Jenis-jeis Sasando
1. Sasando gong
Sasando gong lebih dikenal di Pulau Rote, memiliki nada pentatonik, biasanya dimainkan dengan irama gong dan dinyanyikan dengan syair khas Pulau Rote. Sasando jenis ini berdawai 7 buah atau 7 nada kemudian kini berkembang menjadi 11 dawai.
Sasando gong lebih dikenal di Pulau Rote, memiliki nada pentatonik, biasanya dimainkan dengan irama gong dan dinyanyikan dengan syair khas Pulau Rote. Sasando jenis ini berdawai 7 buah atau 7 nada kemudian kini berkembang menjadi 11 dawai.
2. Sasando biola
Sasando jenis biola merupakan sasando yang telah berkembang dengan nada diatonis. Bentuk sasando biola sekilas mirip sasando gong namun diameter bambunya lebih besar. Sasando jenis ini diperkirakan mulai berkembang pada abad ke-18. Disebut sasando biola karena menyerupai nada biola dengan 30 nada kemudian berkembang menjadi 32 dan 36 dawai.
Sasando jenis biola merupakan sasando yang telah berkembang dengan nada diatonis. Bentuk sasando biola sekilas mirip sasando gong namun diameter bambunya lebih besar. Sasando jenis ini diperkirakan mulai berkembang pada abad ke-18. Disebut sasando biola karena menyerupai nada biola dengan 30 nada kemudian berkembang menjadi 32 dan 36 dawai.
3. Sasando Elektrik
Sasando elektrik umumnya memiliki 30 dawai dan merupakan pengembangan dari sasando biola yang diberi sentuhan teknologi. Sasando jenis ini diciptakan oleh Arnoldus Eden yang telah almarhum, ia merupakan seorang musisi sasando dan telah mendapat piagam penghargaan oleh Gubernur NTT tahun 2008.
Sasando elektrik umumnya memiliki 30 dawai dan merupakan pengembangan dari sasando biola yang diberi sentuhan teknologi. Sasando jenis ini diciptakan oleh Arnoldus Eden yang telah almarhum, ia merupakan seorang musisi sasando dan telah mendapat piagam penghargaan oleh Gubernur NTT tahun 2008.
Berikut adalah penjelasan tentang alat musik
Sasando dan asal usul serta sejarahnya. Semoga artikel kami dapat
bermanfaat bagi Anda para pengunjung seni-indo.com situs yang mengulas
tentang alat musik.
Search Populer:
- fungsi sasando
- sejarah alat musik sasando
- cara memainkan sasando
- sasando termasuk alat musik ritmis atau melodis
- alat musik gambang
- sasando multi integrasi
- tokoh alat musik sasando
- asal alat musik kolintang
0 Response to "Asal-usul Alat Musik Sasando Beserta Penjelasannya"