Sejarah dan Kebudayaan Suku Dayak Kantuk
Kantuk adalah salah satu kelompok orang
Dayak yang berdiam dalam wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi
Kalimantan Barat. Dalam Kabupaten tersebut mereka lebih terkonsentrasi
di wilayah Kecamatan Nanga Kantuk, yang berada di sekitar anak-anak
sungai di bagian Hulu Sungai Kapuas. Sumber lain menyebutkan bahwa orang
Kantuk ini ada pula yang bermukim dalam wilayah Kecamatan Semitau.
Lingkungannya merupakan hutan primer dan hutan sekunder.
Orang Dayak Kantuk ini memiliki bahasa tersendiri yaitu bahasa Kantuk. Belum diperoleh informasi berapa jumlah penutur bahasa ini. Bila orang Kantuk bermukim di kedua kecamatan tersebut di atas, maka mereka berada misalnya di antara 4.900 jiwa penduduk Kecamatan Nanga Kantuk dan 9.198 jiwa penduduk Kecamatan Semitau tahun 1982.
Mereka tinggal berkelompok dalam suatu rumah panjang (rumah
tegoh). Rumah panjang ini dengan struktur multi keluarga permanen
terletak di pusat wilayah pemukiman. Selain itu ada gubuk di ladang yang
merupakan tempat tinggal sementara keluarga tunggal, tersebar di
seluruh wilayah dekat perladangan masing-masing. Gubuk ladang ini
dipakai sekitar dua atau tiga tahun selama masa sibuk, sedangkan rumah
panjang dihuni sampai 20 tahun atau lebih, sesudah senggang dengan
pekerjaan di ladang. Selain rumah tegoh ada lagi rumah panjang lain yang
disebut dampa yang lebih kecil dengan muatan keluarga yang lebih
sedikit pula dengan konstruksi yang lebih sederhana.
Rumah panjang orang Kantuk pada keadaan 1976, seperti yang diteliti
oleh Dove (1985) di Kulit Tuba, memperlihatkan struktur semacam berikut
ini. Rumah ini mempunyai bagian-bagian:- Tempat menjemur yang terbuka sepanjang rumah.
- Ruang tertutup, yang juga sepanjang rumah, yang dibagi menjadi jalan pintas dan ruang kerja.
- Deretan sembilan bilek sebagai tempat kediaman yang tertutup.
- Rangkaian rumah dapur yang dicantolkan pada bagian belakang masing-masing bilek.
- Sederetan tempat menyimpan yang dibangun di atas bilek dan ruang di depannya.
Rumah ini mempunyai konstruksi yang baik. Tiang-tiang merupakan kayu
yang kokoh dan besar. Tiang tegak lurus dan balok yang mendatar
disambung dengan menggunakan pasak. Tempat penjemuran sebagian besar
diberi berlantai bambu, tetapi ruang terbuka, bilek, dapur, dan tempat
penyimpanan, terbuat dari lantai kayu keras. Dinding bagian dalam
terbuat dari kulit kayu yang agak tipis. Atap terbuat dari kayu sirap
yang kuat. Pembangunannya memakan waktu dua tahun kerja. Sebagian
pembangunan dikerjakan sendiri oleh masing-masing keluarga di bagian
yang akan menjadi miliknya dan bahayanya pun sesuai dengan pilihan
sendiri. Sebagian pekerjaan yang berat dikerjakan secara
bergotong-royong. Meskipun setiap bagian itu menjadi milik dan tanggung
jawab keluarga masing-masing, namun ada bagian yang dirawat bersama,
misalnya tangga, jembatan ke arah sungai, dan lain-lain.
Dalam rumah panjang itu dikenal adanya tokoh-tokoh yang berperan
menyelesaikan perselisihan yang terjadi diantara mereka. Oleh pemerintah
ditentukan adanya kepala kampung dan pembantunya (kebayan). Selain itu
ada pun rumah, yaitu keluarga yang memegang tongkat peramal ketika rumah
panjang itu dibuat, keluarga paling tua (bilek tua) dan duku (nanang).
Namun, orang Kantuk memiliki egalitarisme yang kuat, sehingga wewenang
seseorang atau keluarga tertentu relatif kecil. Yang lebih penting
adalah wewenang keseluruhan warga rumah panjang itu.
Ekonomi orang Kantuk merupakan ekonomi ganda. Artinya untuk makan
mereka menanam padi dan sayur mayur di ladang, sedangkan untuk memenuhi
kebutuhan lain, seperti garam, pakaian, tembakau, minyak tanah, mereka
berdagang, menyadap karet dan menanam lada. Berburu, menangkap ikan, dan
mengumpulkan hasil hutan merupakan pekerjaan sambilan.
Apabila ada masalah penting atau pertikaian, rapat diadakan
di ruang terbuka. Semua pria dewasa wajib datang, para wanita tetap
berada dalam bilek masing-masing. Akan tetapi, mereka bisa ikut
berpartisipasi dengan meneriakkan pendapat dari bilek atau muncul
sejenak ke serambi. Pihak yang bertikai bisa didesak menerima keputusan
rapat tetapi keputusan itu tidak dipaksakan. Diantara yang bertikai itu
bisa menolak keputusan tersebut, dan mencari penyelesaian dengan cara
lain, namun apabila terjadi pelanggaran ritual penting yang dilakukan
oleh individu atau keluarga akan ada hukuman dari dewa-dewi bagi
keseluruhan rumah panjang itu. Untuk itu pengadilan rumah panjang
mengharuskan pihak yang bersalah mengorbankan seekor babi atau lebih
kepada dewa-dewi.
Pada masa sekarang ini jumlah rumah panjang itu sudah
semakin berkurang. Mereka membuat rumah-rumah tunggal yang dihuni oleh
satu rumah tangga. Dengan perubahan ini kita tetap mencatat pendapat
sementara ahli (Dove, 1985) yang menyatakan bahwa bentuk dan organisasi
rumah panjang mengandung suatu fungsi simbolis dan penting dalam kerja
sama ekonomi orang Kantuk. Bagi mereka rumah panjang mencerminkan dan
melambangkan ikatan dan kewajiban sosial antar keluarga yang merupakan
dasar kerja sama. Kelansungan lambang ini merupakan hal yang amat
penting bagi penggalangan kerja sama di antara mereka yang berdiri
sendiri.
Baca Juga:
Sejarah dan Kebudayaan Suku Flores
Dalam kegiatan perladangan ada pemakaian tenaga kerja
dari luar keluarga. Bantuan itu biasanya diperlukan dalam rangka
menebas, menebang, menanam, menyiangi, panen, dan mengangkut hasil
panen. Macam kegiatan dalam siklus kerja di ladang yang tidak dimintai
bantuan misalnya memilih lokasi, membakar, dan menjaga tanaman. Tenaga
kerja dari keluarga lain diperoleh dengan cara yang disebut bertolong.
Cara ini tidak mengharapkan balasan atau penggantian dari keluarga satu
terhadap keluarga lain, karena tiba-tiba menghadapi suatu pekerjaan
berat. Cara berimpoh bersifat saling berbalasan dimana semua keluarga
rumah panjang ikut mengerjakan pekerjaan satu keluarga sampai tuntas dan
diteruskan pada keluarga yang lain dan seterusnya. Cara ketiga adalah
bedurok dimana tenaga kerja itu diganti secara ketat berdasarkan hari
kerja. Kompensasi yang lebih ketat lagi ditemukan pada cara bekuli yang
imbalannya upah berupa padi atau uang per-hari.
Search Populer:
- Sejarah Suku Dayak Kantuk
- Suku Dayak Kantuk
- adat Suku Dayak Kantuk
- rumah adat Suku Dayak Kantuk
- musik Suku Dayak Kantuk
- baju Suku Dayak Kantuk
- makanan Suku Dayak Kantuk
- adat indonesia lengkap
- suku indonesia terlengkap
0 Response to "Sejarah dan Kebudayaan Suku Dayak Kantuk"