Sejarah dan Kebudayaan Suku Leti
Orang Leti berdiam di pulau Leti, yang kini
merupakan bagian dari Kecamatan Serwaru dengan ibu kota Kecamatan
Serwaru. Kecamatan ini merupakan satu dari delapan kecamatan dalam
kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku. Kecamatan ini terdiri dari
tiga buah pulau yang biasa disebut Kepulauan Leti.
Kepulauan ini berada di antara Laut Timor di sebelah selatan dan Laut Banda di bagian Utara. Di bagian Barat terletak pulau Kisar bagian dari Kecamatan Kisar dan di bagian timur terletak kepulauan Babar yang merupakan wilayah Kecamatan Pulau-Pulau Babar. Alam dari wilayah kecamatan Serwaru umumnya berbukit-bukit, berbatu, dan kering. Dataran rendahnya tidak terlalu luas.
Tidak banyak informasi detail yang dapat diperoleh tentang
kelompok ini, termasuk tentang berapa jumlah mereka. Dalam rangka sensus
penduduk tahun 1930, orang Leti digolongkan menjadi satu dengan
beberapa masyarakat pulau-pulau lainnya di kawasan ini yang disebut
kelompok "Kepulauan Barat-Daya". Kelompok ini terdiri dari masyarakat
pulau-pulau Wetar, Kisar, Lakor, Moa, Luang, Sermata, Roma, Damar, dan
Leti sendiri.
Baca Juga:
Sejarah dan Kebudayaan Suku Dayak Lawangan
Jumlah anggota kelompok ini pada tahun tersebut adalah
39.500 jiwa. Pada masa yang lebih akhir ini juga belum dapat diketahui
tentang jumlah mereka, kecuali penduduk Kecamatan Serwaru misalnya pada
tahun 1986 berjumlah 14.757 jiwa.
Dalam sistem kekerabatan mereka menarik garis keturunan
kepada pihak ayah atau patrilineal. Sebagai kelompok, orang Leti
memiliki bahasa sendiri, yaitu bahasa Leti. Bahasa ini merupakan salah
satu dari 10 bahasa di Maluku yang dikelompokkan sebagai bahasa
Siwalima. Seperti dikemukakan di atas belum dapat diketahui berapa
jumlah penutur bahasa tersebut pada masa kini.
Dilihat dari perspektif sejarah, orang Leti telah memberikan
bukti-bukti peninggal masa prasejarahnya cukup berarti. Masyarakat
pulau Leti telah meninggalkan sisa budaya zaman Neolitik berupa kapak
lonjong. Kapak tersebut sudah diasah halus, ada yang besar dan ada yang
kecil. Kapak tersebut disimpan dan dihormati oleh masyarakatnya sebagai
benda yang dipercaya mempunyai kekuatan gaib. Oleh mereka masa kini
kapak itu dianggap timbul karena petir dan mereka menyebutnya "batu
guntur" atau "biji guntur".
Di Leti telah ditemukan pula nekara yang secara umum
oleh para ahli dinyatakan sebagai hasil kebudayaan Dongson yang berasal
dari 300-600 SM, yang tersebar di berbagai tempat di Asia dan di
Indonesia. Nekara ini merupakan hasil budaya dari zaman Logam. Namun
nekara, yang terdapat di Leti dan di Indonesia bagian timur dianggap
istimewa karena keindahannya. Seperti umumnya nekara yang berbentuk
seperti dandang mempunyai hiasan-hiasan yang berupa unsur binatang,
manusia, perahu, dan lain-lain. Bagi orang Leti benda ini dipelihara
sebagai pusaka dan juga sebagai lambang dan seperti juga gading gajah.
Baca Juga:
Sejarah dan Kebudayaan Suku Luwu
Dalam sistem kepercayaan di masa lalu mereka pernah mengenal
patung-patung kayu berupa patung nenek moyang. Patung itu diletakkan di
atas tiang yang berukir. Patung kayu atau batu padas umum terdapat pada
masyarakat pulau-pulau di Maluku Tenggara.
Search Populer:
- suku suku di indonesia dan asalnya
- macam macam suku di indonesia dan penjelasannya
- suku di indonesia berdasarkan provinsi
- suku bangsa di indonesia beserta gambarnya
- macam macam suku bangsa dan uraiannya
- Suku Leti
- Kebudayaan Suku Leti
- Sejarah Suku Leti
- keberadaabn Suku Leti
0 Response to "Sejarah dan Kebudayaan Suku Leti"