Sejarah dan Kebudayaan Suku Lo'on
Orang Lo'on adalah suatu kelompok sosial
yang berdiam di wilayah Kecamatan Balantak, Kabupaten Luwuk Banggai,
Provinsi Sulawesi Tengah. Mereka hidup tersebar di daerah Poleli, Rurna,
Gaube, Binotik, dan Batubiring. Dahulu, kelompok sosial ini konon
merupakan bagian dari masyarakat Kerajaan Banggai.
Dengan kedatangan kekuasaan Kerajaan Ternate, sebagian warga Kerajaan Banggai menyingkir ke pedalaman, di antaranya orang Lo'on. Timbulnya nama Lo'on ini berkaitan dengan sikap mereka yang "keras" atau "nakal", yang disebut Lo'on. Pada masa penjajahan Belanda mereka terkenal berani menentang Belanda. Orang Lo'on menggunakan bahasa Banggai, yang dapat dijadikan bukti bahwa dahulu sebagian mereka berasal dari masyarakat Banggai. Sekarang jumlah orang Lo'on tidak diketahui secara pasti.
Pada masa kini, setiap keluarga orang Lo'on umumnya memiliki
rumah sendiri. Rumah mereka berbentuk panggung setinggi 1-2 meter di
atas tanah, dengan ukuran sekitar 4 x 6 meter. Bahan rumah mereka
terdiri atas kayu bulat, pelepah sagu untuk lantai, bambu untuk dinding,
dan daun rumbia untuk atap.
Mata pencahariannya bertani ladang dengan sistem
berpindah-pindah, meramu sagu, dan berburu binatang. Makanan pokoknya
adalah sagu dan beras. Hasil ladang biasanya dijual untuk membeli
kebutuhan lain, disuguhkan kepada tamu dari luar seperti pejabat
pemerintah, atau dimakan dalam rangka upacara tertentu. Binatang
buruannya babi hutan, rusa, dan kadang-kadang ular. Dalam perburuan,
mereka menggunakan alat tombak dan dengan bantuan anjing. Hasil buruan
itu dikonsumsi sendiri, dibagi kepada para tetangga, atau dijual.
Baca Juga:
Sejarah dan Kebudayaan Suku Halmahera Lengkap
Selain itu ada upacara poposai, upacara sumawi, dan upacara dalam rangka daur hidup. Upacara poposai adalah upacara menjaga kampung dari gangguan roh jahat (tombono lipu) dan serangan musuh. Dalam upacara sumawi mereka memohon kepada Tuhan agar dibebaskan dari bencana. Hal ini dilakukan karena pada jaman dahulu daerah mereka pernah terserang air laut sehingga mereka menderita.
Dalam berbagai upacara tersebut diadakan pemotongan
hewan. Darah hewan tampaknya dijadikan sarana untuk memohon sesuatu
kepada yang gaib. Dalam upacara mintiphuni, darah hewan yang disembelih
diteteskan di tengah ladang untuk meminta kesuburan. Dalam upacara
poposai, darah hewan diteteskan di pinggiran kampung untuk menangkal
masuknya roh jahat dan musuh.
Pihak Departemen Sosial menggolongkan masyarakat ini sebagai
"masyarakat terasing". Mereka baru mengenal pendidikan formal sejak
tahun 1960-an berkat misi penyebar agama yang masuk ke daerah ini.
Search Populer:
- suku suku di indonesia dan asalnya
- suku di indonesia berdasarkan provinsi
- jumlah suku bangsa di indonesia
- daftar nama nama suku di indonesia
- macam macam suku di indonesia dan penjelasannya
- macam macam suku bangsa dan uraiannya
- suku bangsa di indonesia beserta gambarnya
- suku bangsa yang ada di indonesia
0 Response to "Sejarah dan Kebudayaan Suku Lo'on"