6 Senjata Tradisional Jawa Timur
6 Senjata Tradisional Jawa Timur | AdatNusantara - Senjata Tradisional
merupakan benda yang memiliki peran dalam membantu kehidupan pada
pendahulu kita, nenek moyang bangsa Indonesia. Peran dimaksud dalam hal
kegunaannya sebagai alat - alat untuk berburu, bertani, berperang atau
perlindungan diri baik dari serangan musuh maupun hewan buas.
Seiring perkembangan zaman, senjata-senjata yang sifatnya manual tersebut sedikit demi sedikit digantikan dengan senjata yang lebih otomatis, seperti senapan, meriam, dan perkakas rumah tangga lain yang lebih modern. Namun Sobat, di negeri ini masih banyak masyarakat Indonesia yang masih menggunakan senjata tradisional. Salah satunya masyarakat yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Berikut ini dirangkum dari beberapa sumber kita akan mengenal beberapa senjata tradisional Jawa Timur yang bisa kita kenal bersama-sama.
Dari beberapa daerah di Jawa Timur, dapat kita temukan senjata-senjata tradisional Jawa Timur yang sebagian masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut daftar senjata tradisional dari Jawa Timur tersebut :
Clurit atau celurit merupakan senjata tradisional Jawa Timur khususnya di Madura. Clurit diyakini berasal dari legenda pak Sakera / Sakerah, seorang mandor tebu dari Pasuruan yang menjadi salah satu tokoh perlawanan terhadap penjajahan belanda. Beliau dikenal tak pernah meninggalkan celurit dan selalu membawa / mengenakannya dalam aktifitas sehari- hari, dimana saat itu digunakan sebagai alat pertanian / perkebunan. Beliau berasal dari kalangan santri dan seorang muslim yang taat menjalankan agama Islam. Pak sakera melakukan perlawanan atas penidasan penjajah,Setelah Pak Sakerah tertangkap dan dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur. Beliau dimakamkan di Kota Bangil. Atau tepatnya di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerah paling selatan Kota Bangil. Tindakan penjajah tersebut memimbulkan kemarahan orang-orang madura, dan mulai berani melakukan perlawanan pada penjajah dengan senjata andalan meraka adalah celurit. Sehingga celurit mulai beralih fungsi menjadi simbol perlawanan, simbol harga diri serta strata sosial.
Bentuk Buding seperti halnya pisau/golok berukuran panjang sekitar 46 cm dengan gagang dan memiliki sarung pelindung.
Pada awalnya, bionet digunakan sebagai senjata dalam berperang; menusuk, membabat dan membela diri dari serangan musuh. Namun pada perkembangannya, bionet juga memiliki fungsi sosial tertentu bagi masyarakat Jawa Timur
Caluk merupakan senjata tradisional yang bentuknya mirip seperti golok panjang namun dengan lengkungan diujung senjata serta terdapat kapak ditengahnya. Bisa dibilang senjata tradisional ini sangat unik.
Senjata Tradisional Caluk, saat ini sudah sangat jarang digunakan. Bahkan bisa dibilang sebagai benda pusaka yang langka. Dilansir dari bidikonline.com menambahkan referensi mengenai senjata . Caluk. "Caluk yang sesungguhya itu dik, ukurane satu meter lebih seperti golok dengan kapak ditengah tengah badanya, namanya yang dulu terkenal yaitu CALUK TRANTANG, nama itu diambil dari nama empu pembuatnya yaitu Ki Trantang, yang pada masa itu tinggal di wilayah Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban”. Beber Mbah Carik
Kudi adalah merupakan senjata mirip dengan kunjang yang merupakan senjata tradisional Jawa Barat. Orang Jawa biasa menyebut Kudi dengan istilah gaman, yang diartikan serba bisa. Kudi ini merupakan suatu alat yang sifatnya serba bisa digunakan msyarakat pedesaan Jawa itu sendiri. Orang Jawa percaya dengan gaman ini akan bisa “nguripi” dalam arti menghidupi dalam segala situasi kondisi masyarakat pedesaan. Misalnya dengan kudi kita bisa mencari makan walau tidak mempunyai uang, Kudi bisa digunakan untuk mencari kayu bakar dan kemudian dijual. Dengan Kudi kita bisa melakukan dan berbuat segala hal, seperti mencari kayu, berburu, membentuk atau mengukir obyek bambu/kayu dan dijadikan sebagai senjata untuk membela diri.
KUDI, yang bentuknya agak mirip dengan kujang adalah salah satu jenis senjata tradisional yang khusus terdapat di Pulau Jawa dan Madura. Ragam bentuknya banyak, ada yang menyerupai kujang (senjata tradisional khas bumi parahyangan), tetapi kujang tergolong senjata genggam, sedangkan kudi sebagaian orang menganggap termasuk jenis dhapur tombak dengan tangkai pendek (65-85 cm). Sebagian yang lain, terutama di masyarakat Jawa Tengah bagian Selatan menganggap kudi bukan sebagai tombak, melainkan sebangsa alat pertanian (bendo).
Tidak hanya empu zaman dulu seperti zamannya empu gandring atau empu kelleng yang mampu mencipta keris pusaka, di era yang sudah serba moderen, masih banyak para empu yang mampu membuat keris pusaka. Bahkan kwalitas yang di hasilkan tak kalah bagusnya dengan keris pusaka buatan para empu zaman dulu, bahkan keris buatan empu asal kabupaten Sumenep saat ini, sangat di minati para kolektor keris tingkat asia bahkan dunia.
Para empu di kabupaten sumenep, di kenal sangat piawai dalam mengeksplorasi berbagai model keris dari zaman ke zaman, sehingga pecinta keris pusaka atau kolektor keris, lebih suka memesan keris dari kabupaten Sumenep.Pengrajin keris di kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Tmur tercatat sebanyak 554 pengrajin keris atau empu, bisa di bilang terbanyak se dunia, karena di daerah lain keberadaan empu keris sudah tidak ada.
Referensi :
http://www.griyokulo.com/2016/08/kudi/
http://newsmadura.com/agrobisnis/berita-ekonomi/empu-keris-di-kabupaten-sumenep-terbanyak-se-dunia/
Berbagai sumber online
Seiring perkembangan zaman, senjata-senjata yang sifatnya manual tersebut sedikit demi sedikit digantikan dengan senjata yang lebih otomatis, seperti senapan, meriam, dan perkakas rumah tangga lain yang lebih modern. Namun Sobat, di negeri ini masih banyak masyarakat Indonesia yang masih menggunakan senjata tradisional. Salah satunya masyarakat yang berada di Provinsi Jawa Timur.
Berikut ini dirangkum dari beberapa sumber kita akan mengenal beberapa senjata tradisional Jawa Timur yang bisa kita kenal bersama-sama.
Senjata Tradisional Jawa Timur
Dari beberapa daerah di Jawa Timur, dapat kita temukan senjata-senjata tradisional Jawa Timur yang sebagian masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut daftar senjata tradisional dari Jawa Timur tersebut :
1. Senjata Tradisional Jawa Timur - Clurit
Clurit atau celurit merupakan senjata tradisional Jawa Timur khususnya di Madura. Clurit diyakini berasal dari legenda pak Sakera / Sakerah, seorang mandor tebu dari Pasuruan yang menjadi salah satu tokoh perlawanan terhadap penjajahan belanda. Beliau dikenal tak pernah meninggalkan celurit dan selalu membawa / mengenakannya dalam aktifitas sehari- hari, dimana saat itu digunakan sebagai alat pertanian / perkebunan. Beliau berasal dari kalangan santri dan seorang muslim yang taat menjalankan agama Islam. Pak sakera melakukan perlawanan atas penidasan penjajah,Setelah Pak Sakerah tertangkap dan dihukum gantung di Pasuruan, Jawa Timur. Beliau dimakamkan di Kota Bangil. Atau tepatnya di wilayah Bekacak, Kelurahan Kolursari, daerah paling selatan Kota Bangil. Tindakan penjajah tersebut memimbulkan kemarahan orang-orang madura, dan mulai berani melakukan perlawanan pada penjajah dengan senjata andalan meraka adalah celurit. Sehingga celurit mulai beralih fungsi menjadi simbol perlawanan, simbol harga diri serta strata sosial.
Adapun
bentuk clurit atau celurit yang dikenal di Madura Jawa Timur ada
beberapa macam diantaranya clurit kembang turi dan clurit wulu pitik.
2. Senjata Tradisional Jawa Timur - Buding
Buding adalah senjata tradisional Jawa Timur yang bisa ditemukan pada masyarakat Suku Using di Kabupaten Banyuwangi. Buding berfungsi sebagai alat untuk membantu aktivitas sehari-hari juga sebagai senjata untuk mempertahankan dari segala macam bahaya/ancaman.Bentuk Buding seperti halnya pisau/golok berukuran panjang sekitar 46 cm dengan gagang dan memiliki sarung pelindung.
3. Senjata Tradisional Jawa Timur - Bionet
Bionet adalah senjata tradisional yang berasal dari Jawa Timur, terutama dapat ditemukan disekitar Lenteng, Sumenep - Jawa Timur.Senjata ini berbentuk lurus, kedua sisinya tidak terlalu tajam, panjangnya menterupai pedang, tetapi memiliki ujung yang sangat runcing dibanding dengan senjata lainnya.Pada awalnya, bionet digunakan sebagai senjata dalam berperang; menusuk, membabat dan membela diri dari serangan musuh. Namun pada perkembangannya, bionet juga memiliki fungsi sosial tertentu bagi masyarakat Jawa Timur
4. Senjata Tradisional Jawa Timur - Caluk
Selain 3 senjata tradisional Jawa Timur diatas, masih ada senjata khas yang berasal dari Kabupaten Tubang, Jawa Timur. Senjata ini disebut dengan caluk.Caluk merupakan senjata tradisional yang bentuknya mirip seperti golok panjang namun dengan lengkungan diujung senjata serta terdapat kapak ditengahnya. Bisa dibilang senjata tradisional ini sangat unik.
Senjata Tradisional Caluk, saat ini sudah sangat jarang digunakan. Bahkan bisa dibilang sebagai benda pusaka yang langka. Dilansir dari bidikonline.com menambahkan referensi mengenai senjata . Caluk. "Caluk yang sesungguhya itu dik, ukurane satu meter lebih seperti golok dengan kapak ditengah tengah badanya, namanya yang dulu terkenal yaitu CALUK TRANTANG, nama itu diambil dari nama empu pembuatnya yaitu Ki Trantang, yang pada masa itu tinggal di wilayah Kecamatan Rengel Kabupaten Tuban”. Beber Mbah Carik
5. Senjata Tradisional Jawa Timur - Kudi
Kudi adalah merupakan senjata mirip dengan kunjang yang merupakan senjata tradisional Jawa Barat. Orang Jawa biasa menyebut Kudi dengan istilah gaman, yang diartikan serba bisa. Kudi ini merupakan suatu alat yang sifatnya serba bisa digunakan msyarakat pedesaan Jawa itu sendiri. Orang Jawa percaya dengan gaman ini akan bisa “nguripi” dalam arti menghidupi dalam segala situasi kondisi masyarakat pedesaan. Misalnya dengan kudi kita bisa mencari makan walau tidak mempunyai uang, Kudi bisa digunakan untuk mencari kayu bakar dan kemudian dijual. Dengan Kudi kita bisa melakukan dan berbuat segala hal, seperti mencari kayu, berburu, membentuk atau mengukir obyek bambu/kayu dan dijadikan sebagai senjata untuk membela diri.
KUDI, yang bentuknya agak mirip dengan kujang adalah salah satu jenis senjata tradisional yang khusus terdapat di Pulau Jawa dan Madura. Ragam bentuknya banyak, ada yang menyerupai kujang (senjata tradisional khas bumi parahyangan), tetapi kujang tergolong senjata genggam, sedangkan kudi sebagaian orang menganggap termasuk jenis dhapur tombak dengan tangkai pendek (65-85 cm). Sebagian yang lain, terutama di masyarakat Jawa Tengah bagian Selatan menganggap kudi bukan sebagai tombak, melainkan sebangsa alat pertanian (bendo).
6. Senjata Tradisional Jawa Timur - Keris
Keris
merupakan senjata tradisional yang bisa ditemukan tidak hanya di Jawa
Timur, akan tetapi sudah umum ditemukan di pelosok tanah air. Namun
tahukah Sobat, ternyata pembuat keris banyak dijumpai di Jawa Timur,
khususnya di Kabupaten Sumenep.
Tidak hanya empu zaman dulu seperti zamannya empu gandring atau empu kelleng yang mampu mencipta keris pusaka, di era yang sudah serba moderen, masih banyak para empu yang mampu membuat keris pusaka. Bahkan kwalitas yang di hasilkan tak kalah bagusnya dengan keris pusaka buatan para empu zaman dulu, bahkan keris buatan empu asal kabupaten Sumenep saat ini, sangat di minati para kolektor keris tingkat asia bahkan dunia.
Para empu di kabupaten sumenep, di kenal sangat piawai dalam mengeksplorasi berbagai model keris dari zaman ke zaman, sehingga pecinta keris pusaka atau kolektor keris, lebih suka memesan keris dari kabupaten Sumenep.Pengrajin keris di kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Tmur tercatat sebanyak 554 pengrajin keris atau empu, bisa di bilang terbanyak se dunia, karena di daerah lain keberadaan empu keris sudah tidak ada.
Demikian Sobat Tradisi, 6 senjata tradisional Jawa Timur yang bisa kita ketahui bersama-sama. Semoga menambah wawasan budaya dan tradisi Indonesia.
Referensi :
http://www.griyokulo.com/2016/08/kudi/
http://newsmadura.com/agrobisnis/berita-ekonomi/empu-keris-di-kabupaten-sumenep-terbanyak-se-dunia/
Berbagai sumber online
0 Response to "6 Senjata Tradisional Jawa Timur"