Tari Piso Surit, Penantian Panjang Sang Burung Pincala
Tari Piso Surit adalah
sebuah tari tradisional Sumatera Utara. Tarian ini menggambarkan
seorang pria yang sedang menantikan kekasihnya. Penantian tersebut
sangat lama dan menyedihkan sehingga digambarkan seperti burung pincala
yang sedang memanggil manggil.
Pada artikel kali ini, TradisiKita akan menggali informasi mengenai tari tradisional Sumatera Utara yang dikenal dengan tarian Piso Surit.
Piso dalam bahasa Karo sebenarnya berarti pisau, akan tetapi piso disini bukan merupakan nama sejenis pisau khas budaya batak karo. Sebenarnya Piso Surit adalah kicau burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara saksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Burung Piso Surit biasanya berkicau di sore hari. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Taneh Karo Djaga Depari dari Desa Seberaya, Kabupaten Karo.
Berkat kepiawaian Djaga Sembiring Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo, Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan zaman, adat-istiadat Karo, romantisme sampai kehidupan perjuangan masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia, dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa dia, maka dibangun sebuah monumen Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting Medan.
Tari Piso Surit ini merupakan jenis tarian selamat datang atau tari penyambutan. Sehingga tarian ini lebih difungsikan sebagai tarian untuk menyambut tamu agung atau tamu kehormatan yang datang ke tanah Karo.
Sedangkan makna tarian ini sudah dijelaskan diatas, yaitu apabila dilihat dari gerakannya, Tari Piso Surit ini menggambarkan seseorang yang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut digambarkan bagaikan seekor burung piso surit yang berbunyi seakan memanggil-manggil.
Gerakan dalam Tari Piso Surit ini cenderung lemah gemulai dan banyak bagian-bagian yang seperti dilakukan berulang-ulang, walaupun sebenarnya berbeda. Gerakan tersebut diantaranya adalah gerakan kaki menjinjit, gerakan berputar, melentikan jari, gerakan naik turun, dan gerakan lainnya. Apabila diperhatikan baik-baik setiap gerakan dalam tarian tersebut tentunya memiliki makna khusus di dalamnya.
Tari Piso Surit yang merupakan kekayaan budaya masyarakat Karo Sumatera Utara ditarikan dengan diiringi oleh alunan musik tradisional Karo dan syair lagu Piso Surit.
Lagu ini seharusnya dinyanyikan oleh seorang pria. Dari rangkaian lirik lagunya, lebih dapat kesan sang penyanyi adalah seorang pria. Lirik lagu ini juga memberikan kesan bagaimana cara Orang Karo jaman dulu berpacaran.
Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena
Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena
i ja kel kena tengahna gundari
siangna menda turang atena wari
entabeh naring mata kena tertunduh
kami nimaisa turang tangis teriluh
nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
tengah kesain keri lengetna
remang mekapal turang seh kel bergehna
tekuak manuk ibabo geligar
enggo me selpat turang kite-kite ku lepar
Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena
nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
Demikian Sobat Tradisi, informasi atau sinopsis mengenai tari piso surit yang merupakan tarian masyarakat Karo Sumatera Utara. Semoga bermanfaat.
Referensi :
Pada artikel kali ini, TradisiKita akan menggali informasi mengenai tari tradisional Sumatera Utara yang dikenal dengan tarian Piso Surit.
1. Asal Kata Piso Surit
Piso dalam bahasa Karo sebenarnya berarti pisau, akan tetapi piso disini bukan merupakan nama sejenis pisau khas budaya batak karo. Sebenarnya Piso Surit adalah kicau burung yang suka bernyanyi. Kicau burung ini bila didengar secara saksama sepertinya sedang memanggil-manggil dan kedengaran sangat menyedihkan. Burung Piso Surit biasanya berkicau di sore hari. Jenis burung tersebut dalam bahasa karo disebut "pincala" bunyinya nyaring dan berulang-ulang dengan bunyi seperti "piso serit". Kicau burung inilah yang di personifikasi oleh Komponis Nasional dari Taneh Karo Djaga Depari dari Desa Seberaya, Kabupaten Karo.
2. Pencipta Tari Piso Surit
Seperti yang telah disinggung diatas, bahwa tari Piso Surit ini diciptakan oleh Djaga Depari. Piso Surit adalah lagu dan syair karya Djaga Depari dalam bahasa Karo, dengan lagu yang bernuansa tradisional Karo dan dikemudian hari dibuatkan tariannya yang dikenal dengan tarian Piso Surit.Berkat kepiawaian Djaga Sembiring Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo, Moralitas Masyarakat Karo,Perkembangan zaman, adat-istiadat Karo, romantisme sampai kehidupan perjuangan masyarakat Karo semasa merebut kemerdekan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia, dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa dia, maka dibangun sebuah monumen Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting Medan.
3. Fungsi dan Makna Tari Piso Surit
Tari Piso Surit ini merupakan jenis tarian selamat datang atau tari penyambutan. Sehingga tarian ini lebih difungsikan sebagai tarian untuk menyambut tamu agung atau tamu kehormatan yang datang ke tanah Karo.
Sedangkan makna tarian ini sudah dijelaskan diatas, yaitu apabila dilihat dari gerakannya, Tari Piso Surit ini menggambarkan seseorang yang menantikan kedatangan kekasihnya. Penantian tersebut digambarkan bagaikan seekor burung piso surit yang berbunyi seakan memanggil-manggil.
4. Pertunjukan Tari Piso Surit
Tari Piso Surit ini biasanya ditampilkan secara berkelompok antara penari pria dan penari wanita. Namun ada juga yang hanya menampilkan penari wanita saja. Untuk jumlah penari biasanya terdiri dari lima pasang penari atau lebih, tergantung kelompok masing-masing serta acara yang akan dibawakan. Dalam pertunjukannya, penari menggunakan busana adat dan menari dengan diiringi oleh alunan musik tradisioal Sumatera Utara.Gerakan dalam Tari Piso Surit ini cenderung lemah gemulai dan banyak bagian-bagian yang seperti dilakukan berulang-ulang, walaupun sebenarnya berbeda. Gerakan tersebut diantaranya adalah gerakan kaki menjinjit, gerakan berputar, melentikan jari, gerakan naik turun, dan gerakan lainnya. Apabila diperhatikan baik-baik setiap gerakan dalam tarian tersebut tentunya memiliki makna khusus di dalamnya.
5. Pengiring Tarian Piso Surit
Tari Piso Surit yang merupakan kekayaan budaya masyarakat Karo Sumatera Utara ditarikan dengan diiringi oleh alunan musik tradisional Karo dan syair lagu Piso Surit.
Lagu ini seharusnya dinyanyikan oleh seorang pria. Dari rangkaian lirik lagunya, lebih dapat kesan sang penyanyi adalah seorang pria. Lirik lagu ini juga memberikan kesan bagaimana cara Orang Karo jaman dulu berpacaran.
Lirik lengkap lagu Piso Surit
Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena
Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena
i ja kel kena tengahna gundari
siangna menda turang atena wari
entabeh naring mata kena tertunduh
kami nimaisa turang tangis teriluh
nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
tengah kesain keri lengetna
remang mekapal turang seh kel bergehna
tekuak manuk ibabo geligar
enggo me selpat turang kite-kite ku lepar
Piso Surit Piso Surit
terdilo-dilo terpingko-pingko
lalap la jumpa ras atena ngena
nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
nggo nggo me dagena mulih me gelah kena
bage me nindu rupa ari agi kakana
6. Kostum Penari Piso Surit
Untuk
kostum yang digunakan para penari dalam pertunjukan Tari Piso Surit ini
biasanya adalah busana adat Karo, lengkap dengan “uis” atau kain khas
Karo. Untuk penari pria biasanya menggunakan baju kemeja panjang dan
celana panjang. Serta uis atau kain khas Karo yang digunakan sebagai
gonje(sarung), mahkota, selendang (uis nipes) dan benting (ikat
pinggang). Sedangkan penari wanita biasanya mengenakan kebaya serta
berbagai macam uis yang dikenakan sebagai abit (kain panjang bawah),
tudung (penutup kepala) dan selendang.
7. Video Tari Piso Surit
Demikian Sobat Tradisi, informasi atau sinopsis mengenai tari piso surit yang merupakan tarian masyarakat Karo Sumatera Utara. Semoga bermanfaat.
Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Piso_Surit
0 Response to "Tari Piso Surit, Penantian Panjang Sang Burung Pincala"