Tari Topeng Malangan
Tari Topeng Malang | Adatnusantara - Tari Topeng Malangan
merupakan sebuah tari tradisional dari daerah Malang Provinsi Jawa
Timur. Kisah yang dibawakan pada tari topeng Malangan ini biasanya
berasal dari kisah Panji yaitu kisah asmara Raden Panji Asmoro Bangun
IInu Kertapati) dengan Putri Sekartaji (Chandra Kirana).
Tari Topeng juga dapat ditampilkan secara “lepas” dari lakon Wayang Topeng menurut perkembanganya. Dalam bentuk lakon biasanya menjadi bagian dari sebuah cerita yang menggambarkan karakter tertentu dalam cerita tersebut.
Saat kekuasaan Kertanegara di Singasari, wayang topeng ceritanya digantikan dengan cerita cerita Panji. Hal ini dapat dipahami ketika Kertanagera waktu itu menginginkan Singasari menjadi kekuasaan yang sangat besar ditanah Jawa. Panji yang didalamnya mengisahkan kepahlawanan dan kebesaran kesatria kesatria Jawa, terutama masa Jenggala dan Kediri.
Pada
saat agama Islam masuk Jawa untuk merebut hati orang Jawa. Proses
Islamisasi wayang topeng oleh para wali dengan menampilkan kisah marmoyo
sunat adalah sederet cerita bagaimana Islam memproduksi nilai
didalamnya. Cerita menak adalah sebagai tanda masuknya Islam ditanah
Jawa. Oleh karena itu cerita menakjinggo yang selama ini dominan
berkembang adalah cerita menak yang dikonstruk oleh keraton Mataram yang
notabene Islam.1. Mengenal Tari Topeng Malangan
Tari Topeng Malangan merupakan tarian tradisional daerah Malang Jawa Timur yang dibawakan oleh beberapa orang dalam satu kelompok seni atau sanggar tari dengan menggunakan topeng dan kostum sesuai tokoh yang dibawakan. Pertunjukan tari topeng malangan ini disebut juga dengan wayang topeng yaitu wayang wong namun bedanya pada tari topeng malangan para penari menggunakan topeng yang terdiri dari banyak karakter yang berbeda.Tari Topeng juga dapat ditampilkan secara “lepas” dari lakon Wayang Topeng menurut perkembanganya. Dalam bentuk lakon biasanya menjadi bagian dari sebuah cerita yang menggambarkan karakter tertentu dalam cerita tersebut.
2. Sejarah Tari Topeng Malangan
Wayang
Topeng Malangan merupakan tradisi budaya dan religiusitas masyarakat
Jawa pada umumnya semenjak Kerajaan Kanjuruhan yang dipimpin oleh Raja
Gajayana semasa abad ke 8 M.
Topeng Malangan atau dikenal juga dengan Wayang Topeng, merupakan kesenian tradisi daerah Malang Jawa Timur yang memiliki inspirasi diambil dari kebudayaan India. Hal ini dikonfirmasi dari sejarah kerajaan Kanjuruhan yang saat itu didominasi oleh sastra dari India.
Di Buku Henri Supriyanto, dituliskan Wayang Topeng Malangan mengikuti pola berfikir India, karena sastra yang dominan adalah sastra India. Jadi cerita Dewata, cerita pertapaan, kesaktian, kahyangan, lalu kematian itu menjadi muksa. Sehingga sebutan-sebutannya menjadi Bhatara Agung. Jadi itu peninggalan leluhur kita, sewaktu leluhur kita masih menganut agama Hindu Jawa, yang orientasinya masih India murni. Termasuk wayang topeng juga mengambil cerita cerita dari India, seperti kisah kisah Mahabarata dan Ramayana
Topeng Malangan atau dikenal juga dengan Wayang Topeng, merupakan kesenian tradisi daerah Malang Jawa Timur yang memiliki inspirasi diambil dari kebudayaan India. Hal ini dikonfirmasi dari sejarah kerajaan Kanjuruhan yang saat itu didominasi oleh sastra dari India.
Di Buku Henri Supriyanto, dituliskan Wayang Topeng Malangan mengikuti pola berfikir India, karena sastra yang dominan adalah sastra India. Jadi cerita Dewata, cerita pertapaan, kesaktian, kahyangan, lalu kematian itu menjadi muksa. Sehingga sebutan-sebutannya menjadi Bhatara Agung. Jadi itu peninggalan leluhur kita, sewaktu leluhur kita masih menganut agama Hindu Jawa, yang orientasinya masih India murni. Termasuk wayang topeng juga mengambil cerita cerita dari India, seperti kisah kisah Mahabarata dan Ramayana
Saat kekuasaan Kertanegara di Singasari, wayang topeng ceritanya digantikan dengan cerita cerita Panji. Hal ini dapat dipahami ketika Kertanagera waktu itu menginginkan Singasari menjadi kekuasaan yang sangat besar ditanah Jawa. Panji yang didalamnya mengisahkan kepahlawanan dan kebesaran kesatria kesatria Jawa, terutama masa Jenggala dan Kediri.
3. Fungsi & Makna Tari Topeng Malangan
Tari
Topeng pada zaman dahulu berfungsi sebagai media komunikasi antara
kawulo (rakyat) dan gusti (penguasa). Selain itu, pada masa kekuasaan
Raden Wijaya topeng digunakan sebagai media rekonsiliasi antara negara
kediri, Singosari dan Majapahit.
Namun pada masa sekarang, tari topeng malangan lebih banyak fungsinya pada media hiburan.
4. Pertunjukan Tari Topeng Malangan
Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan ini biasanya dibagi menjadi beberapa sesi. Pertama dilakukan Gending giro yaitu iringan musik gamelan yang dilakukan oleh pengrawit untuk menandakan pertunjukan akan dimulai atau memanggil penonton untuk menyaksikan.
Kemudian sesi kedua dilakukan salam pembukaan, dalam salam pembuka ini biasanya dilakukan oleh salah satu anggota pertunjukan untuk menyapa penonton dan menceritakan sinopsis cerita yang akan dibawakan. Dan pada bagian ketiga dilakukan sesajen, yaitu ritual yang dilakukan agar pemain dan penonton diberi keselamatan dan pertunjukan berlangsung lancar. Dan yang terakhir adalah inti acara yaitu pertujukan Tari Topeng Malangan.
Dalam cerita yang dibawakan tersebut biasanya terdapat beberapa babak, diantaranya adalah jejer jawa, jejer sabrang, perang gagal, gunungsari – patrajaya, perang brubuh dan bubaran. Selain itu seperti halnya cerita dalam pewayangan, tokoh dalam cerita Tari Topeng Malangan ini juga terbagi menjadi beberapa ragam, diantaranya seperti bolo tengen (kesatria jawa), bolo kiwo (raksasa/klono), dewa, penari putri, dan punakawan. Untuk memerankan tokoh - tokoh pada Tari Topeng Malangan ini dibutuhkan kemampuan dalam visualisasi tokoh yang diperankan, ekspresi gerak, dan fisik yang cocok dengan tokoh.
Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan juga ada seorang Dalang. Selain mengatur jalannya cerita, Dalang Dalang juga bertugas untuk memberikan sesaji dan membacakan doa pada saat sesajen.
Biasanya Wayang Topeng Malangan memakai celana atau lakon Panji ceritanya antara lain, Sayembara Sedolanang, Umbul-umbul Majapura, Baderbang Sisik Kencana, Panji Laras, Walangwati-walang Semirang, Patah Kundonowa Rongso, Adege Kediri, Jenggala Mbangun Candi, dan masih banyak
Karakter topeng yang digunakan bermacam-macam, namun bisa di bagi menjadi empat bagian. Peran dalam Wayang Topeng dibagi menjadi 4 yaitu :
Karawitan/Gamelan,
merupakan alat musik tradisional yang turut mengiringi perkembangan
kesenian Wayang Topeng Malangan. Biasanya gamelan yang digunakan memakai
“laras Pelog” dan memainkan bermacam-macam “gendhing”, contoh benteng
Malangan (Bajul Ngantang, Alas Kobong, Kembang Kacang, Pekalongan Jawa,
Lambang , Setro, dan Pedhat. Adapun nama-nama gamelan yang
dipersembahkan adalah Kendang Malangan, Bonang Babok/Barong, Bonang
Penerus, Slenthem, Demung, Saron I, Saron II, Reking, Gon dan Kenong
Kemudian sesi kedua dilakukan salam pembukaan, dalam salam pembuka ini biasanya dilakukan oleh salah satu anggota pertunjukan untuk menyapa penonton dan menceritakan sinopsis cerita yang akan dibawakan. Dan pada bagian ketiga dilakukan sesajen, yaitu ritual yang dilakukan agar pemain dan penonton diberi keselamatan dan pertunjukan berlangsung lancar. Dan yang terakhir adalah inti acara yaitu pertujukan Tari Topeng Malangan.
Dalam cerita yang dibawakan tersebut biasanya terdapat beberapa babak, diantaranya adalah jejer jawa, jejer sabrang, perang gagal, gunungsari – patrajaya, perang brubuh dan bubaran. Selain itu seperti halnya cerita dalam pewayangan, tokoh dalam cerita Tari Topeng Malangan ini juga terbagi menjadi beberapa ragam, diantaranya seperti bolo tengen (kesatria jawa), bolo kiwo (raksasa/klono), dewa, penari putri, dan punakawan. Untuk memerankan tokoh - tokoh pada Tari Topeng Malangan ini dibutuhkan kemampuan dalam visualisasi tokoh yang diperankan, ekspresi gerak, dan fisik yang cocok dengan tokoh.
Dalam pertunjukan Tari Topeng Malangan juga ada seorang Dalang. Selain mengatur jalannya cerita, Dalang Dalang juga bertugas untuk memberikan sesaji dan membacakan doa pada saat sesajen.
Biasanya Wayang Topeng Malangan memakai celana atau lakon Panji ceritanya antara lain, Sayembara Sedolanang, Umbul-umbul Majapura, Baderbang Sisik Kencana, Panji Laras, Walangwati-walang Semirang, Patah Kundonowa Rongso, Adege Kediri, Jenggala Mbangun Candi, dan masih banyak
Karakter topeng yang digunakan bermacam-macam, namun bisa di bagi menjadi empat bagian. Peran dalam Wayang Topeng dibagi menjadi 4 yaitu :
- Protagonis dari tokoh baik Kerajaan Jenggala dan Kediri yaitu tokoh Panji dan Putri
- Antagonis dari Kerajaan Sabrang atau seberang yaitu, Kerajaan Dulang Kencana, Bantar Angin dan lainnya. Tokohnya adalah, Klana, Bapang, Patih Sabrang dan Butho
- Tokoh lucu biasanya abdi yaitu, Demang dan Emban
- Tokoh hewan seperti Ayam, Naga, Ikan, Monyet, Celeng/Babi, Sapi, dan Lalat (jelmaan Walangwati-walang Semirang.
6. Musik Pengiring Tari Topeng Malangan
7. Kostum Penari Topeng Malangan
Penari
topeng malangan menggunakan kostum / baju tradisional Jawa Timur yaitu
busana khas tari yang disesuaikan dengan karakter / tokoh topeng yang
digunakan.
Tari Topeng Malangan | gambar : http://www.kordanews.com/ |
7. Perkembangan Tari Topeng Malangan
8. Video Tari Topeng Malangan
sebagai gambaran akan tari topeng malangan, berikut ini video tari topeng malangan yang dibawakan Pitri Wulansari, S.sn.dan iringinan musik oleh Tri Broto Wibisono & Suroso.Tari topeng malangan ini memiliki latar belakang tokoh Panji Asmoro Bangun.Selamat menonton
0 Response to "Tari Topeng Malangan"