Peninggalan Sejarah di Provinsi Bengkulu ( Artikel Lengkap )
Provinsi Bengkulu adalah sebuah provinsi yang berada di Indonesia,
terletak di Pulau Sumatera, tepatnya terletak di bagian barat daya
pulau Sumatera. Secara astronomis, Provinsi Bengkulu terletak di antara
2° 16’ LU dan 3° 31’ LS dan antara 101° 01' - 03° 41’ BT,
sedangkan secara geografis terletak antara 2° 16’ LU dan 3° 31’ Lintang
Selatan dan antara 101° 01' - 03° 41’ Bujur Timur.
Peninggalah sejarah di Bengkulu:
Benteng Marlborough (Fort Marlborough)
Benteng Marlborough (Inggris:Fort Marlborough) adalah benteng
peninggalan Inggris di kota Bengkulu. Benteng ini didirikan oleh East
India Company (EIC) tahun 1713-1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph
Callet sebagai benteng pertahanan Inggris. Konon, benteng ini merupakan
benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah benteng St. George di
Madras, India. Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap ke
arah kota Bengkulu dan memunggungi samudera Hindia. Benteng ini pernah
dibakar oleh rakyat Bengkulu; sehingga penghuninya terpaksa mengungsi ke
Madras. Mereka kemudian kembali tahun 1724 setelah diadakan perjanjian.
Tahun 1793, serangan kembali dilancarkan. Pada insiden ini seorang
opsir Inggris, Robert Hamilton, tewas. Dan kemudian pada tahun 1807,
residen Thomas Parr juga tewas. Keduanya diperingati dengan pendirian
monumen-monumen di kota Bengkulu oleh pemerintah Inggris.
Marlborough masih berfungsi sebagai benteng pertahanan
hingga masa Hindia Belanda tahun 1825-1942, Jepang tahun 1942-1945, dan
pada perang kemerdekaan Indonesia. Sejak Jepang kalah hingga tahun 1948,
benteng itu manjadi markas Polri. Namun, pada tahun 1949-1950, benteng
Marlborough diduduki kembali oleh Belanda. Setelah Belanda pergi tahun
1950, benteng Marlborough menjadi markas TNI-AD. Hingga tahun 1977,
benteng ini diserahkan kepada Depdikbud untuk dipugar dan dijadikan
bangunan cagar budaya.
Rumah/Tempat Tinggal Pengasingan Bung Karno
Rumah ini terletak di tengah Kota Bengkulu, tepatnya di jalan Sukarno
Hatta Kelurahan Anggut Atas kecamatan Gading Cempaka. Awalnya, rumah
tersebut adalah milik seorang pedagang Tionghoa yang bernama Lion Bwe
Seng yang disewa oleh orang Belanda untuk menempatkan Soekarno selama diasingkan di Bengkulu. Soekarno menempati rumah itu pada 1938-1942. Di rumah ini terdapat barang-barang peninggalan Soekarno. Ada ranjang besi yang pernah dipakai Soekarno dan keluarganya, koleksi buku yang mayoritas berbahasa Belanda serta seragam grup tonil Monte Carlo asuhan Soekarno semasa di Bengkulu. Ada juga foto-foto Soekarno dan keluarganya yang menghiasi hampir seluruh ruangan dan yang tidak kalah menarik adalah sepeda tua yang dipakai Soekarno selama di Bengkulu.
Baca Juga:
Masjid Jami’ di Bengkulu
Masjid Jami’ di Bengkulu merupakan hadiah dan kenang-kenangan Bung
Karno, terletak 1,2 km dari benteng Marlborough. Masjid ini berbentuk
limas dengan tembok cukup rendah sehingga jika dilihat dari jauh. Masjid
ini terkesan sangat mirip dengan piramida di Mesir. Pada tahun 1938,
masjid ini didesain ulang, dengan masyarakat yang berperan mendanai
pembangunan masjid, bung Karno memimpin langsung dengan menjadi arsitek
masjid tersebut. Salah satu hal unik dari masjid ini adalah perpaduan
budaya Tionghoa dan Jawa, di mana atap limas khas Jawa berpadu dengan
arsitektur khas Tionghoa. hal ini menjadi tanda perkawinan antar budaya
yang berkolaborasi dalam bangunan masjid ini.
Luas bangunan utama masjid ini 14,65x14,65 m, sedangkan luas serambinya adalah 11,46x7,58 m.
Tugu Thomas Parr (Thomas Parr Monument)
Tugu Thomas Parr adalah sebuah monumen yang terletak di Bengkulu,
Bengkulu, Indonesia dan didedikasikan kepada Thomas Parr, Residen
Inggris di Bengkulu yang terbunuh pada 1807. Dibangun setahun setelah
kematiannya, bangunan tersebut dianggap sebagai cagar budaya.
Bengkulu jatuh dibawah kekuasaan Perusahaan Hindia Timur Inggris pada
abad ke-17. Perusahaan tersebut membangun sebuah benteng, Benteng
Marlborough, dan mulai memerintah wilayah tersebut. Pada 1805, Thomas
Parr dilantik menjadi Residen Bengkulu.
Tugu Thomas Parr berbentuk oktagonal, yang meliputi wilayah seluas 70
square meter (750 sq ft). Tugu tersebut memiliki tinggi dengan ukuran
135-meter (443 ft) dengan sebuah kubah diatasnya. Karena kubah tersebut,
tugu tersebut juga dikenal oleh orang lokal sebagai "Kuburan Bulek".
Tugu Thomas Parr terletak di sepanjang Jalan Ahmad Yani, di
subdistrik Kampung Cina di Kota Bengkulu, Bengkulu. Tempat tersebut
tidak jauh dari pusat kotanya dan mudah diakses.
Monumen tersebut berjarak sekitar 170 meter (560 ft) dari tenggara
Benteng Marlborough, bekas tempat pertahanan Inggris di wilayah
tersebut. Tempat tersebut aslinya berada di dekat bangunan-bangunan yang
dibangun pemerintahan Perusahaan Hindia Timur dan dewa pemerintahan
Inggris. Namun, wilayah tersebut kemudian menjadi tempat komersial,
dengan beberapa toko dan sebuah kantor pos yang terletak di dekat tugu
tersebut.
Kampung Cina/Tionghoa
Kampung tionghoa adalah sebuah tempat yang memiliki 20 buah bangunan
rumah dengan corak arsitektur khas Tionghoa. Bangunan ini terletak di
sebelah selatan bangunan benteng Marlborough. Bangunan yang terletak di
Malabero, Tlk. Segara, Kota Bengkulu, Bengkulu 38119 ini telah ada
semenjak masa Kolonial Inggris di Bengkulu. Salah satu aspek yang kental
dari bangunan khas Tionghoa adalah atap lengkung dan pola jendela yang
di atasnya terdapat semacam ventilasi udara. Keberadaan kampung ini
menjadi salah satu bukti bagi para sejarawan, bahwa bangsa Tionghoa
telah ada di Indonesia sebelum abad ke-18.
Makam/Persemayaman Panglima Sentot Ali Basya
Makam Sentot Ali Basya terletak di Desa Bajak, Kecamatan Teluk Segara,
Bengkulu. Sentot Alibasyah merupakan salah satu Panglima Pangeran
Dipenegoro yang dikirim ke Bonjol sewaktu Perang Padri.
Sentot Prawirodirdjo (1807 - Bengkulu, 17 April 1855) yang juga di
kenal sebagai Sentot Ali Pasha, atau orang-orang mengenalnya sebagai
Sentot Ali Basha. Adalah seorang panglima perang pada masa Perang
Diponegoro. Ia adalah putra dari Ronggo Prawirodirjo, ipar Sultan
Hamengku Buwono IV. Ayahnya dianggap pemberontak karena melawan Belanda
dan terbunuh oleh Belanda yang saat itu dipimpin oleh Daendels. Dengan
kematian ayahnya, Sentot Prawirodirdjo merasa dendam kepada Belanda
sehingga akhirnya bergabung dengan Pangeran Diponegoro.
Gelar Ali Pasha yang juga berarti Panglima Tinggi didapatkan Sentot
Prawirodirjo oleh kerajaan Turki saat dia belajar ilmu kemiliteran dan
perang di turki.
Dalam perjuangannya melawan penindasan kerajaan Belanda di tanah jawa
Sentot Prawirodirdjo akhirnya dibujuk Belanda untuk meletakkan senjata
pada tanggal 1829 dan dikirim ke Sumatera Barat untuk melawan
pemberontakan para ulama dalam Perang Padri. Namun itu semua tidak lain
merupakan strategi yang monumental dari Sentot dalam upaya mendapatkan
persenjataan dari kerajaan Belanda, untuk digunakan dalam membantu
perjuangan Tuanku Imam Bonjol melawan penjajahan Belanda dan Kaum Adat
dipimpinan oleh Yang Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin
Muningsyah dalam Perang Padri.
Sentot Prawirodirjo wafat dalam usia 48 tahun dalam pembuangannya oleh Belanda di Bengkulu.
Baca Juga:
35 Alat Musik Tradisional Indonesia Terlengkap Bagian 1
Rumah Fatmawati
Rumah Ibu Fatmawati Soekarno
Bengkulu merupakan salah satu tujuan wisata di provinsi Bengkulu yang
ber alamat di Jl. Fatmawati No. 10, Penurunan, Ratu Samban, Kota
Bengkulu, Bengkulu 38222.
Rumah kediaman Ibu Fatmawati
ini terbuat dari kayu bercat cokelat dan terlihat sangat sederhana.
Berbentuk panggung seperti rumah jaman dulu di kawasan Bengkulu, patung
setengah badan Ibu Fatmawati menyambut di halaman.
Dihiasi bendera merah putih, di halaman yang berukuran tidak terlalu besar itu berdiri sebuah panggung.
Di salah satu ruangan, terdapat mesin jahit berwarna merah yang
terlihat usang termakan usia. Dari keterangan yang diberikan Marwan,
mesin jahit inilah yang digunakan Ibu Fatmawati untuk menjahit bendera
pusaka di Jakarta.
Kantor Pemerintahan Thomas Stamford Raffles / Gedung Daerah, rumah Raffles di Bengkulu
Istana Stamford Raffles (Rumah Gubernur Inggris Thomas Stamford Raffles)
merupakan rumah yang dulu digunakan oleh Sir Thomas Stamford Raffles
semasa menjadi gubernur jenderal di Bengkulu, kini sudah mengalami
renovasi dan banyak perubahan. Bahkan alih fungsi menjadi rumah dinas
Gubernur Bengkulu. Lokasinya di seberang lapangan Merdeka Bengkulu.
Bangunan ini terletak sekitar 300 meter ke arah Utara
Benteng Marlborough. Diantara kedua bangunan penting ini terdapat Tugu
Thomas Parr yang merupakan salah satu monumen penting baik bagi Bangsa
Inggris maupun Bangsa Indonesia. Konon cerita pada masanya terdapat
terowongan bawah tanah yang menghubungkan Rumah Gubernur ini dengan sisi
dalam Benteng Marlborough dengan melalui sisi bawah Tugu thomas Parr.
Makam Inggris (the Christian Cemetery)
Makam Inggris (the Christian Cemetery) merupakan bukti lain tentang
peradaban yang dibangun East India Company di Bengkulu. Jaraknya dari
benteng Marlborouh kurang lebih sekitar 800 meter ke arah timur.
Awalnya, makam ini untuk ratusan tentara yang meinggal di masa awal
kolonisasi. Mereka wafat karena berbagai penyakit tropis akibat sanitasi
buruk seperti kolera, malaria, disentri, dan juga korban perang.
Area makam Inggris tadinya ada sekitar 1.000 nisan
berbagai ukuran yang artistik dan monumental. Luasnya kurang lebih 4,5
hektare. Namun kabarnya, kini hanya tersisa 53 makam. Lahan makam
sebagian sudah dibangun gereja dan bangunan lain, juga rumah tinggal.
Search Populer:
- tempat bersejarah di bengkulu
- sejarah kerajaan di bengkulu
- sejarah bengkulu desa kumayan
- perlawanan di bengkulu
- sungai di eropa
- thomas parr monument
- asal usul nama bengkulu
- tokoh pahlawan yang berasal dari sumatera barat yang berani menentang pemerintahan belanda adalah
- 8 Bangunan Bersejarah di Bengkulu
- 5 Bangunan Peninggalan Inggris di Bengkulu
0 Response to "Peninggalan Sejarah di Provinsi Bengkulu ( Artikel Lengkap )"