Senjata Tradisional Indonesia dari 35 Provinsi, Nama, Gambar, dan Asalnya Bagian 2
Artikel ini adalah bagian ketiga dari artikel Daftar Senjata Tradisional Indonesia dari 35 Provinsi yang ada di blog ini. Jika di bagian kedua kita telah membahas senjata tradisional
dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa, di artikel kali ini kita akan
membahas tentang senjata tradisional dari 5 provinsi di Pulau
Kalimantan, yang antara lain provinsi Kalimantan Barat, provinsi
Kalimantan Tengah, provinsi Kalimantan Timur, provinsi Kalimantan
Selatan, dan provinsi Kalimantan Utara.
Senjata Tradisional
Budaya masyarakat Kalimantan tidak bisa dilepaskan dari 4 suku besar
yang mendiami wilayah di Pulau ini, yang antara lain suku Dayak, suku
Kutai, suku Banjar, dan suku Melayu. Hal ini juga berlaku dalam hal
senjata tradisional yang biasa digunakan mereka untuk keperluannya.
17. Senjata Tradisional Kalimantan Barat
Masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Barat memiliki senjata tradisional yang bernama Dohong.
Dohong adalah sebuah mata tombak yang dapat pula digunakan sebagai
pisau. Panjangnya sekitar 8 inch dan dipercaya sebagai senjata
tradisional Dayak yang paling tua. Jika digunakan sebagai pisau, dohong
akan dilengkapi dengan gagang bulat dan sebuah serangka yang terbuat
dari kayu.
Dahulunya, Dohong digunakan sebagai senjata perang. Namun
kini ia lebih sering dipakai sebagai alat pemotong tali pusar bayi yang
baru lahir dan sebagai alat untuk menyembelih hewan korban. Dengan
kegunaan tersebut, Dohong saat ini umumnya hanya dimiliki oleh Pisur
atau Ketua adat Dayak.
18. Senjata Tradisional Kalimantan Selatan
Masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan memiliki senjata tradisional yang bernama Keris Bujak Beliung.
Keris Bujak Beliung adalah sebuah senjata berupa keris dengan 7 lekukan
dangkal. Sekilas, keris Bujak Beliung memiliki kemiripan dengan keris
dari Jawa. Ia dibuat dari baja dengan gagang dari kayu ulin.
Senjata ini dulunya digunakan sebagai alat perlindungan diri bagi
seorang pria saat berburu dan sebagai alat perang. Namun, fungsinya kini
telah beralih sebagai pelengkap pakaian adat tradisional yang dikenakan para mempelai pria saat pesta perkawinannya.
Baca Juga:
Alat Musik Tradisional NTB ( Artikel Lengkap )
19. Senjata Tradisional Kalimantan Tengah
Masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Barat selain mengenal Dohong, mereka juga mengenal Sumpit sebagai
senjata tradisionalnya. Sumpit adalah senjata yang digunakan dengan
cara ditiup. Lebih tepatnya, anak mata sumpit dimasukan ke dalam tangkai
berlubang yang panjangnya sekitar 1 sd 1,5 meter dan penggunaanya akan
membidik sasaran lalu meniup ujungnya hingga mata sumpit meluncur dengan
kencang.
Anak mata sumpit biasanya akan dilengkapi dengan racun mematikan,
terlebih jika ia digunakan dalam perburuan. Pada perkembangannya,
senjata tradisional ini juga biasa digunakan dalam perang antar suku di
masa silam.
20. Senjata Tradisional Kalimantan Timur
Mandau sebetulnya dikenal
dalam budaya masyarakat Dayak, baik yang bermukim di Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara. Akan tetapi
bagi masyarakat Nusantara, senjata ini telah dikenal sebagai senjata
tradisional Kalimantan Timur.
Mandau adalah senjata berupa parang bergagang tanduk rusa dengan satu
sisi bilah tajam. Di bagian bilah yang tumpul, Mandau umumnya
dilengkapi dengan ukiran-ukiran etnik atau lubang-lubang yang ditutup
tembaga atau kuningan sebagai pamornya.
Mandau umumnya dilengkapi dengan sarung bilah yang terbuat dari kayu
dan dihiasi ukiran-ukiran etnik. Sarung bilah ini disebut dengan istilah
Kumpang. Selain ukiran, kumpang umumnya juga akan dihiasi dengan
anyaman rotan sebagai tali saat dikenakan di pinggang pemakainya.
21. Senjata Tradisional Kalimantan Utara
Sebagai provinsi pecahan dari Kalimantan Timur, Kalimantan Utara juga mengangkat Mandau sebagai senjata tradisionalnya.
Tak bisa dipungkiri, secara demografis masyarakat Kalimantan
Utara juga didominasi oleh orang-orang suku Dayak sebagai masyarakat
aslinya. Oleh karena itu, semua elemen budaya dari provinsi ini juga tak
jauh berbeda dengan elemen-elemen budaya yang kita dapat temukan dalam
kehidupan orang-orang suku Dayak, baik itu dari rumah adat, pakaian
adat, lagu daerah, dan lain sebagainya.
22. Senjata Tradisional Sulawesi Selatan
Masyarakat suku Bugis, Makassar, dan Mandar di Provinsi Sulawesi Selatan mengangkat Badik atau
badek sebagai senjata tradisionalnya. Badik adalah pisau bermata
tunggal yang bentuknya asimetris seperti keris dengan bilah berhias
pamor.
Dahulu, Badik digunakan para petani untuk berburu atau
membunuh hewan hutan yang merusak tanamannya. Pada perkembangannya, ia
juga digunakan sebagai sarana perlindungan diri bagi mereka yang sering
merantau. Seperti diketahui, orang Bugis adalah orang yang dikenal
sangat gemar merantau. Dengan menyematkan badik di pinggangnya, mereka
akan merasa terlindungi meski masuk ke wilayah kampung yang asing.
Sebagai senjata tradisional Sulawesi Barat, Badik sendiri
ada beberapa jenis, di antaranya Badik Raja, Badik Lagecong, Badik Luwu,
dan Badik Lompo Battang.
23. Senjata Tradisional Sulawesi Barat
Sulawesi Barat adalah provinsi pecahan Sulawesi Selatan yang terbentuk
sejak tahun 2000 silam. Provinsi ini dihuni oleh masyarakat suku Mandar
dan Bugis sebagai entitas terbesarnya. Oleh karena itu, budaya
masyarakat provinsi ini juga tidak jauh berbeda dengan budaya masyarakat
Sulawesi Selatan. Salah satu buktinya adalah kepopuleran Badik sebagai senjata tradisionalnya.
Badik Sulawesi Barat dan Badik Sulawesi Selatan tidak
memiliki perbedaan signifikan, baik dari segi bentuk, hiasan, maupun
dari nilai fungsi yang dimilikinya.
24. Senjata Tradisional Sulawesi Tengah
Senjata tradisional yang berasal dari Sulawesi Tengah bernama Pasatimpo.
Pasatimpo adalah senjata tikam sejenis keris dengan bagian tangkai
pegangan yang bengkok ke bawah. Dahulu, Pasatimpo memiliki banyak
kegunaan, misalnya untuk memotong hewan buruan, mencari kayu bakar, atau
sebagai sarana perlindungan diri. Selain itu, karena dipercaya memiliki
kekuatan magis, ia juga digunakan sebagai pengusir roh jahat dalam
tari-tarian penyembuh.
Kini, seiring kemajuan zaman, Pasatimpo cenderung lebih
sering digunakan sebagai aksesoris pakaian adat. Para penari tradisional
menggunakannya dengan mengikatkan senjata tersebut di pinggang kirinya.
25. Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara
Orang-orang suku Buton di Sulawesi Tenggara mengenal Keris sebagai
senjata tradisionalnya. Keris Buton memiliki kesamaan bentuk dan fungsi
seperti keris pada umumnya. Akan tetapi, senjata khas Sulawesi Tenggara
ini lebih kental dengan ornamen warna keemasan. Selain itu, tambahan
pamor pada bilahnya juga cukup banyak dengan pola geometris. Pada bagian
pegangan yang terbuat dari kayu, keris ini dilengkapi dengan ukiran
berbentuk manusia.
Keris Buton dulunya hanya dikenal oleh kalangan kerajaan,
namun kini ia lebih sering digunakan sebagai aksesoris yang mempercantik
tampilan seorang pengantin pria saat mengenakan pakaian adat.
26. Senjata Tradisional Sulawesi Utara
Masyarakat suku Sangihe di Sulawesi Utara mempunyai senjata tradisional yang bernama pedang Bara Sangihe.
Senjata ini terbilang unik karena bentuknya yang menyerupai bentuk
buaya. Bagian ujung bilah pada pedang ini bercabang dengan gerigi-gerigi
yang menyerupai mulut buaya. Ujung yang bercabang juga terdapat di
bagian tangkai pegangannya yang terbuat dari kayu.
Pedang Bara Sangihe dulunya adalah senjata yang digunakan
salah satu pahlawan Nasional dari Sulawesi Utara, yaitu Hengkeng U Nang.
Pahlawan yang lahir di tahun 1590 ini dikenal sebagai seorang yang
mahir memainkan pedang. Pedang Bara Sangihe sendiri diyakini mulai ada
pada zamannya.
Baca Juga:
Alat Musik Tradisional Bengkulu ( Artikel Lengkap )
27. Senjata Tradisional Gorontalo
senjata tradional Gorontalo bernama Wamilo.
Wamilo adalah sebuah senjata yang bentuknya menyerupai golok, tapi
ujung bilahnya agak melengkung sedikit ke arah bawah. Senjata ini
biasanya diselipkan pada pria pada sarung yang dikenakan dipinggangnya.
Ia hanya digunakan sebagai sarana perlindungan diri saat bekerja di
kebun atau saat berburu di hutan.
Selain Wamilo, terdapat beberapa senjata tradional lainnya
dari masyarakat Gorontalo yaitu Bitu’o (sejenis keris), Badik, Sabele
(sejenis parang), dan Travalla.
28. Senjata Tradisional Maluku
Masyarakat Maluku secara umum mengangkat Parang Salawaku
sebagai senjata tradisionalnya. Senjata ini adalah sebuah senjata yang
terdiri atas sebilah pisau panjang (parang) dan sebuah perisai
(salawaku). Parang terbuat dari besi sepanjang 1 meter yang ditempa
dengan gagang dari kayu gapusa. Sementara Salawaku terbuat dari kayu
keras dengan hiasan etnik dari kulit kerang.
Di masa silam, Parang Sawalaku digunakan sebagai alat
perang. Namun, seiring perkembangan zaman, ia kini hanya digunakan
sebagai aksesoris penari Cakalele sebagai perlambang kegagahan dan
kekuatan para pria.
Parang Salawaku dapat kita temukan pada logo Pemerintah
Provinsi Maluku. Bagi masyarakat Maluku, senjata mereka ini merupakan
simbol kemerdekaan rakyat
29. Senjata Tradisional Maluku Utara
Maluku Utara adalah provinsi yang baru memecahkan diri dari Provinsi
Maluku pada tahun 2002 silam. Secara demografis, masyarakat Maluku utara
memiliki kedekatan budaya dengan masyarakat provinsi Maluku. Oleh
karena itu, senjata tradisional yang diangkat sebagai ikon budaya
provinsi ini juga sama, yaitu Parang Salawaku.
Parang Salawaku khas Maluku Utara tidak memiliki perbedaan yang
spesifik dengan Parang Salawaku Maluku, baik dari segi bentuk, fungsi,
maupun penggunaannya.
30. Senjata Tradisional Bali
Masyarakat Provinsi Bali mengenal banyak sekali jenis senjata
tradisional, di antaranya Keris, Tombak, Tiuk, Taji, Kandik, Caluk,
Arit, Udud, Gelewang, Trisula, Panah, Penampad, Garot, Tulud, Kis-Kis,
dan lain sebagainya. Namun di antara banyak senjata tersebut, yang
paling unik dan indah adalah Keris Bali.
Secara struktur, keris Bali memiliki kesamaan dengan keris pada
umumnya. Hanya saja, pada senjata ini kita dapat menemukan beragam
ukiran baik pada bilah, gagang, maupun pada sarung bilah atau
carangkanya. Ukiran-ukiran tersebut bisa berupa bentuk dewa, raksasa,
pedande (pendeta), penari, dan bentuk pertapa hutan. Bahkan, kita juga
dapat menemukan keris Bali dengan tahta emas dan batu mulia.
31. Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat
Orang-orang suku Sasak di Provinsi Nusa Tenggara Barat mengenal senjata tradisional yang bernama Tulup. Tulup adalah senjata yang serupa dengan sumpit tapi ukurannya lebih panjang.
Senjata tradisional ini biasa digunakan oleh orang-orang suku Sasak
untuk berburu. Tangkai panjangnya terbuat dari kayu meranti sementara
ancar atau pelurunya terbuat dari lidi pelepah pohon enau yang
diruncingi di satu ujungnya. Untuk mengefektifkan perburuan, pada ujung
ancar biasanya akan diolesi racun mematikan yang diperoleh dari getah
pohon tatar.
Baca Juga:
Senjata Tradisional Indonesia dari 35 Provinsi, Nama, Gambar, dan Asalnya Bagian 1
32. Senjata Tradisional Nusa Tenggara Timur
Masyarakat Nusa Tenggara Timur, khususnya suku Atoni dan suku Sumba mengenal Sundu atau Sudu
sebagai senjata tradisionalnya. Senjata ini adalah sebuah senjata
semacam keris tapi memiliki lekukan yang sangat sedikit dengan sudut
yang tumpul. Sundu termasuk senjata tikam dan hanya digunakan untuk
menyembelih hewan buruan.
Selain Sundu, masyarakat NTT juga mengenal beragam senjata
tradisional lainnya yang antara Parang, Saweo, Kampak, Pisau, dan
Senapan Tumbuk.
33. Senjata Tradisional Papua Barat
Senjata tradisional Papua Barat adalah Pisau Belati.
Tidak seperti pisau belati yang biasanya kita kenal, pisau Belati yang
menjadi senjata tradisional Papua Barat ini terbilang sangat unik.
Jika biasanya belati terbuat dari tempaan logam, pisau belati Papua
Barat ini justru terbuat dari tulang kaki burung kasuari. Tulang kaki
burung kasuari dipilih karena strukturnya yang kompak dan keras sehingga
sangat awet dan tak mudah melapuk.
Pisau belati Papua Barat di bagian pangkal pegangannya umumnya juga dihiasi dengan bulu burung kasuari.
34. Senjata Tradisional Papua
Dalam perang antar kampung yang hingga kini masih sering berlangsung
antar penduduk Papua, kita bisa menemukan sebuah senjata khas yaitu Panah dan Busur.
Anak panah terbuat dari bambu dengan mata tulang kangguru, sementara
busurnya terbuat dari bilah bambu dengan tali rotan sebagai tali
busurnya. Untuk meningkatkan efektifitas serangan, mata panah biasanya
akan dioles dengan racun alami yang diambil dari getah pohon sembaru.
Panah dan Busur adalah sepasang senjata utama yang selain
digunakan untuk berperang, juga dapat dipakai sebagai senjata perburuan.
35. Senjata Tradisional Kep. Cendrawasih
(Data Belum Ditemukan)
Nah, itulah pembahasan lengkap mengenai senjata-senjata
tradisional yang berasal dari provinsi dan suku-suku di Indonesia.
Semoga dengan pembahasan dan gambar ilustrasi yang disajikan dari
masing-masing senjata, kita semua dapat dengan mudah mengenali semua
warisan budaya leluhur kita tersebut. Semoga bermanfaat!
Search Populer:
- Senjata Tradisional Indonesia dari 35 Provinsi
- senjata tradisional 34 provinsi dan keterangannya
- senjata tradisional dan keterangannya
- senjata tradisional kalimantan utara
- senjata tradisional madura
- senjata tradisional mandau
- rumah adat tradisional
- senjata tradisional rencong
- senjata tradisional jawa tengah
- Nama dan Gambar Senjata Tradisional
- Gambar Dan Nama Senjata Tradisional Dari 33 Provinsi
- 11+ Senjata Tradisional Indonesia
- senjata tradisional dan Gambarnya
- senjata tradisional kalimantan utara
- rumah adat tradisional dan Penjelasannya
- senjata tradisional Riau
- senjata tradisional 35 provinsi
- alat musik adat Terlengkap
- senjata tradisional Sumbar
- senjata tradisional Terlengkap
0 Response to "Senjata Tradisional Indonesia dari 35 Provinsi, Nama, Gambar, dan Asalnya Bagian 2"