Budaya Nusantara Wayang Abimanyu | Budaya Nusantara
Abimanyu terdiri dari dua kata Sanskerta, yaitu abhi (berani) dan man'yu (tabiat). Dalam bahasa Sansekerta, kata Abhiman’yu berarti "ia yang memiliki sifat tak kenal takut" atau "yang bersifat kepahlawanan".
Dikisahkan,
saat belum lahir, berada dalam rahim ibunya, Abimanyu mempelajari
pengetahuan tentang memasuki formasi mematikan yang sulit ditembus
bernama Chakrawyuha dari Arjuna. Mahabharata
menjelaskan bahwa dari dalam rahim, ia menguping pembicaraan Arjuna
yang sedang membahas hal tersebut dengan ibunya, Subadra. Arjuna
berbicara mengenai cara memasuki Chakrawyuha dan kemudian Subadra
tertidur, maka sang bayi tidak memiliki kesempatan untuk tahu bagaimana
cara meloloskan diri dari formasi itu.
Abimanyu menghabiskan masa kecilnya di Dwaraka, kota tempat tinggal ibunya. Ia dilatih oleh ayahnya yang bernama Arjuna yang merupakan seorang kesatria besar dan diasuh di bawah bimbingan Kresna. Ayahnya menikahkan Abimanyu dengan Utari, putri Raja Wirata, untuk mempererat hubungan antara Pandawa dengan keluarga Raja Wirata, saat pertempuran Bharatayudha yang akan datang. Pandawa menyamar untuk menuntaskan masa pembuangannya tanpa diketahui di kerajaan Raja Wirata, yaitu Matsya.
- Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Portugis
- Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Inggris
- Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Belanda
- Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Jepang
- Sejarah Perang Maluku (1817)
- Sejarah Perang Palembang (1821)
- Sejarah Perang Padri (1821 - 1837)
- Sejarah Perang Diponegoro (1825-1830)
- Sejarah Perang Bali (1846-1849)
- Sejarah Perang Banjar (1859 - 1905)
- Sejarah Perang Aceh (1873-1904)
- Era Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo
- Era Kebangkitan Nasional Sumpah Pemoeda
Daftar Budaya Nusantara
- Budaya Nusantara Wayang Ramayana
- Budaya Nusantara Wayang Mahabrata
- Budaya Nusantara Wayang Bharatayudha
- Budaya Nusantara Wayang Abimanyu
Sebagai cucu Dewa Indra,
dewa senjata sekaligus dewa peperangan, Abimanyu merupakan ksatria yang
gagah berani dan ganas. Karena dianggap setara dengan kemampuan
ayahnya, Abimanyu mampu melawan kesatria-kesatria besar seperti Durna,
Karna, Duryudana dan Dursasana. Ia dipuji karena keberaniannya dan
memiliki rasa setia yang tinggi terhadap ayah, paman, dan sekutunya.
Dikisahkan,
Abimanyu karena kuat tapanya mendapatkan Wahyu Makutha Raja, wahyu yang
menyatakan bahwa keturunannyalah yang akan menjadi penerus tahta para
Raja Hastina. Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya
Murcita, Jaka Pengalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja,
Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra Arjuna, salah satu dari lima
ksatria Pandawa dengan Dewi Subadra, putri Prabu Basudewa, Raja Mandura
dengan Dewi Dewaki. Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu:
Sumitra, Bratalaras, Bambang Irawan, Kumaladewa, Kumalasakti,
Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma,
Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada. Sejak dalam kandungan ia
telah mendapat "Wahyu Hidayat", yang mampu membuatnya mengerti dalam
segala hal. Setelah dewasa ia mendapat "Wahyu Cakraningrat", suatu wahyu
yang dapat menurunkan raja-raja besar.
Abimanyu
mempunyai sifat dan watak yang halus, baik tingkah lakunya, ucapannya
terang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya dan pemberani. Dalam olah
keprajuritan ia mendapat ajaran dari ayahnya, Arjuna. Sedang dalam olah
ilmu kebathinan mendapat ajaran dari kakeknya, Begawan Abiyasa.
Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah dapat mengalahkan
Prabu Jayamurcita. Ia mempunyai dua orang istri, yaitu:
Dewi Siti Sundari, putri Prabu Kresna, Raja Negara Dwarawati dengan Dewi Pratiwi.Dewi Utari, putri Prabu Matsyapati dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara Wirata, dan berputra Parikesit.
Pada pertempuran di hari ketiga belas, pihak Kurawa menantang Pandawa untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai Cakrawyuha. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena Kresna dan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi. Pada hari itu, Kresna dan Arjuna sibuk bertarung dengan Raja Trigarta dan laskar Samsaptaka. Karena Pandawa sudah menerima tantangan tersebut, mereka tidak memiliki pilihan selain mencoba untuk menggunakan Abimanyu yang masih muda, yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mematahkan formasi Cakrawyuha namun tidak tahu bagaimana cara keluar dari dalamnya. Untuk meyakinkan bahwa Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa bersaudara memutuskan bahwa mereka dan sekutu mereka akan mematahkan formasi itu bersama Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari formasi tersebut.
Abimanyu
menggunakan kecerdikannya untuk menembus formasi tersebut. Pandawa
bersaudara dan sekutunya mencoba untuk mengikutinya, namun mereka
dihadang oleh Jayadrata, Raja Sindhu, yang memakai anugerah Siwa agar
mampu menahan para Pandawa—kecuali Arjuna—hanya untuk satu hari. Setelah
tertinggal, Abimanyu berjuang sendirian dalam menghadapi serangan
pasukan Kurawa. Abimanyu membunuh beberapa kesatria yang mendekatinya,
termasuk putra Duryudana, yaitu Laksmana. Setelah menyaksikan putra
kesayangannya terbunuh, Duryudana marah besar dan menyuruh segenap
pasukan Kurawa untuk menyerang Abimanyu. Karena gagal menghancurkan
zirah Abimanyu, Adipati Karna menghancurkan busur Abimanyu dari
belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan
seluruh senjatanya terbuang. Putra Dursasana mencoba untuk melawan
Abimanyu dengan tangan kosong. Tanpa menghiraukan aturan perang, pihak
Kurawa menyerang Abimanyu secara serentak. Abimanyu mampu bertahan
sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai
hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu dibunuh oleh
putra Dursasana dengan cara menghancurkan kepalanya dengan gada.
0 Response to "Budaya Nusantara Wayang Abimanyu | Budaya Nusantara"