Budaya Nusantara Wayang Wisanggeni | Sejarah dan Budaya Nusantara
Dikisahkan Arjuna diminta oleh para dewa untuk
menghentikan keganasan raksasa Niwatakawaca yang mengobrak-abrik
kahyangan Jonggringsaloka untuk meminta Dewi Supraba sebagai istrinya.
Karena para dewa tidak ada yang mampu mengalahkan Niwatakawaca maka
Batara Guru mengeluarkan sayembara, barang siapa dapat mengalahkan
Niwatakawaca akan dijodohkan dengan Dewi Dresanala, putri dari Batara
Brahma. Dan panengah Pandawa, Arjuna berhasil menjalankan tugas
tersebut. Sebetulnya Batara Brahma kurang setuju jika harus
bermenantukan manusia biasa, bukan keturunan dewa. Demikian pula Batara
Guru. Tapi apa mau dikata, bahwa sudah diputuskan, siapapun yang
berhasil mengalahkan Niwatakawaca akan menikahi Dewi Dresanala.
Setelah pernikahan dilangsungkan, tak lama kemudian Dewi Dresanalapun
mengandung. Semakin gelisah Batara Brahma mengetahui putrinya mengandung
keturunan manusia. Singkat cerita, Dewi Dresanalapun dipaksa untuk
mengerluarkan janin dalam perutnya, sehingga akhirnya sang bayipun lahir
premature. Batara Brahma kemudian membawa bayi laki-laki tersebut.
Digigitnya leher bayi itu, Batara Brahma merupakan Dewa Api dan dewa
yang menguasai segala bisa/racun. Tetapi ternyata bayi itu tidak mati
setelah digigit oleh kakeknya, padahal banyak sekali bisa/racun yang
dikeluarkan Batara Brahma. Akhirnya bayi itu dibuang ke lautan. Setelah
membuang cucunya kelautan, Batara Brahma pulang ke istananya di
Kaindran.
Suasana dilaut yang biasanya
sejuk dan tenang, tiba-tiba menjadi panas. Banyak ikan-ikan yang
tiba-tiba mati. Suasana panas dan tidak nyaman ini juga dirasakan oleh
Sang Hyang Antaboga, sang penguasa lautan. Maka dicarilah olehnya
penyebab ketidaknyamanan ini. Betapa terkejutnya Sang Hyang Antaboga
ketika menemui bahwa ternyata hawa panas itu berasal dari seorang bayi.
Dalam kebingungan itu, muncullah Batara Narada yang memang sejak tadi
mengikuti Batara Brahma. Kemudian Batara Naradapun menceritakan kejadian
sebelumnya. Dan Batara Narada meminta agar Sang Hyang Antaboga mau
merawat dan membimbing jabang bayi agar menjadi tangguh dan perkasa.
Oleh Batara Narada, sang jabang bayi akhirnya diberi nama Wisanggeni
(Racun Api).
- Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Portugis
- Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Inggris
- Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Belanda
- Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Jepang
- Sejarah Perang Maluku (1817)
- Sejarah Perang Palembang (1821)
- Sejarah Perang Padri (1821 - 1837)
- Sejarah Perang Diponegoro (1825-1830)
- Sejarah Perang Bali (1846-1849)
- Sejarah Perang Banjar (1859 - 1905)
- Sejarah Perang Aceh (1873-1904)
- Era Kebangkitan Nasional Boedi Oetomo
- Era Kebangkitan Nasional Sumpah Pemoeda
Daftar Budaya Nusantara
- Budaya Nusantara Wayang Ramayana
- Budaya Nusantara Wayang Mahabrata
- Budaya Nusantara Wayang Bharatayudha
- Budaya Nusantara Wayang Abimanyu
- Budaya Nusantara Wayang Wisanggeni
Karena Wisanggeni memang keturunan para dewa, maka
dalam waktu singkat dia telah menjelma menjadi remaja. Sang Hyang
Antaboga terus membimbing dan melatih Wisanggeni. Hingga akhirnya
Wisanggeni menjadi pemuda yang tangguh dan sakti. Hanya saja karena
tidak diajarkan budi pekerti, maka Wisanggenipun tidak bisa berbahasa
halus kepada siapa saja. Diceritakanlah asal usulnya oleh Sang Hyang
Antaboga. Mendengar hal itu dia marah. Wisanggeni minta ijin untuk
menghukum para dewa, minta ijin untuk pergi ke kahyangan. Atas petunjuk
Batara Narada, Wisanggeni disarankan untuk mencari dulu bapaknya. Maka
pergilah Wisanggeni ke kerajaan Amarta.
Sesampainya di Amarta, tampak para Pandawa sedang berkumpul di pendopo
istana. Mereka terkejut melihat kedatangan Wisanggeni yang tampak tanpa
unggah ungguh. Wisanggeni langsung mengutarakan niat dan maksudnya
menghadap. Begitu mengetahui maksud kedatangan Wisanggeni, sontak
Arjunapun menolak, karena memang tidak pernah mengetahui bahwa dia punya
anak dari Dewi Dresanala. Kemudian Arjuna menguji kesaktian Wisanggeni,
segala ajian dan pusaka dia keluarkan, tapi tidak satupun yang bisa
melukai Wisanggeni. Memang kesaktian Wisanggeni sangat luar biasa. Dia
tidak mempan senjata apapun, dia bisa terbang dan juga ambles kedalam
tanah. Mengetahui kesaktian Wisanggeni, maka Arjunapun percaya. Dan
Arjuna juga mendukung niat Wisanggeni untuk meminta pertanggung jawaban
para dewa atas apa yang sudah mereka lakukan terhadap Wisanggeni.
Terbanglah Wisanggeni menuju
kahyangan Jonggringsaloka. Sesampainya di kahyangan, Wisanggeni mulai
berteriak-teriak, meminta agar Batara Guru keluar. Para dewa merasa
tersinggung dengan sikap Wisanggeni. Satu persatu dewa pun melawan
Wisanggeni, Batara Indra, Batara Brahma, Batara Surya, semua dapat
dikalahkan. Batara Guru akhirnya keluar, dan melawan Wisanggeni. Batara
guru dapat dikalahkan. Akhirnya Batara Narada datang untuk menengahi,
dijelaskan semua satu persatu secara detil, hingga akhirnya Batara Guru
dan Batara Brahma menyadari kesalahannya. Dijelaskan pula bahwa
sesungguhnya Wisanggeni adalah titisan dari Sang Hyang Wenang, dewanya
para dewa.
Menjelang perang Bharatayudha, Wisanggeni
minta ijin untuk terjun dalam peperangan membantu Pandawa. Akan tetapi
sudah digariskan, bahwa apabila Wisanggeni ikut dalam peperangan justru
Pandawa akan mengalami kekalahan. Maka dengan itu akhirnya Wisanggeni
bersedia menjadi tumbal demi kemenangan Pandawa. Wisanggeni akhirnya
muksa dan masuk ke surga.
0 Response to "Budaya Nusantara Wayang Wisanggeni | Sejarah dan Budaya Nusantara"