Sejarah Kerajaan Kanjuruhan | Sejarah kerajaan Indonesia
Prasasti Dinoyo
Kanjuruhan adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Timur, yang pusatnya berada di dekat Kota Malang sekarang. Kanjuruhan diduga telah berdiri pada abad ke-6 Masehi (masih sezaman dengan Kerajaan Taruma di sekitar Bekasi dan Bogor sekarang). Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah Prasasti Dinoyo. Rajanya yang terkenal adalah Gajayana. Peninggalan lainnya adalah Candi Badut dan Candi Wurung.
Prasasti Dinoyo ditulis pada tahun Saka 682 (atau kalau dijadikan tahun masehi ditambah 78 tahun, sehingga bertepatan dengan tahun 760
M). Disebutkan seorang raja yang bernama Dewa Singha, memerintah
keratonnya yang amat besar yang disucikan oleh api Sang Siwa. Raja Dewa
Singha mempunyai putra bernama Liswa, yang setelah memerintah
menggantikan ayahnya menjadi raja bergelar Gajayana. Pada masa
pemerintahan Raja Gajayana, Kerajaan Kanjuruhan berkembang pesat, baik
pemerintahan, sosial, ekonomi maupun seni budayanya. Dengan sekalian
para pembesar negeri dan segenap rakyatnya, Raja Gajayana membuat tempat
suci pemujaan yang sangat bagus guna memuliakan Resi Agastya. Sang
raja juga menyuruh membuat arca sang Resi Agastya dari batu hitam yang
sangat elok, sebagai pengganti arca Resi Agastya yang dibuat dari kayu
oleh nenek Raja Gajayana.
Dibawah pemerintahan Raja Gajayana, rakyat merasa aman dan terlindungi.
Kekuasaan kerajaan meliputi daerah lereng timur dan barat Gunung Kawi.
Ke utara hingga pesisir laut Jawa. Keamanan negeri terjamin. Tidak ada
peperangan. Jarang terjadi pencurian dan perampokan, karena raja
selalu bertindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Dengan
demikian rakyat hidup aman, tenteram, dan terhindar dari malapetaka.
Daftar Prasejarah dan Kerajaan Indonesia:
- 1. Ciri Zaman Megalitikum - Sejarah dan Budaya Nusantar
- 2. Alat Zaman Neolitikum - Sejarah dan Budaya Nusantara
- 3. Alat Yang di Gunakan Zaman Paleolitikum - Sejarah dan Budaya Nusantara
- 4. Ciri Zaman Paleolitikum - Sejarah dan Budaya Nusantara
- 5 . Sejarah Kerajaan Kutai
- 6. Sejarah Kerajaan Tarumanagara
- 7. Sejarah Kerajaan Kalingga
- 8. Sejarah Kerajaan Sriwijaya
- 9. Sejarah Kerajaan Mataram Kuno
- 10.Sejarah Kerajaan Kahuripan
- 11.Sejarah Kerajaan Kediri
- 12.Sejarah Kerajaan Singasari
- 13.Sejarah Kerajaan Majapahit
- 14.Sejarah Kerajaan Pajajaran
- 15.Sejarah Kerajaan Samudra Pasai
- 16.Sejarah Kerajaan Demak
- 17.Sejarah Kerajaan Pajang
- 18.Sejarah Kerajaan Kanjuruhan
Raja Gajayana hanya mempunyai seorang putri, yang
oleh ayahnya diberi nama Uttejana. Seorang putri kerajaan pewaris
tahta Kerajaan Kanjuruhan. Ketika dewasa, ia dijodohkan dengan seorang
pangeran dari Paradeh bernama Pangeran Jananiya. Akhirnya Pangeran
Jananiya bersama Permaisuri Uttejana, memerintah kerajaan warisan
ayahnya ketika sang Raja Gajayana mangkat. Seperti leluhur-leluhurnya,
mereka berdua memerintah dengan penuh keadilan. Rakyat Kanjuruhan
semakin mencintai rajanya Demikianlah, secara turun-temurun Kerajaan
Kanjuruhan diperintah oleh raja-raja keturunan Raja Dewa Singha. Semua
raja itu terkenal akan kebijaksanaannya, keadilan, serta kemurahan
hatinya.
Pada sekitar tahun 847 Masehi,
Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah diperintah oleh Sri Maharaja
Rakai Pikatan Dyah Saladu. Raja ini terkenal adil dan bijaksana.
Dibawah pemerintahannyalah Kerajaan Mataram berkembang pesat,
kekuasaannya sangat besar. Ia disegani oleh raja-raja lain diseluruh
Pulau Jawa. Keinginan untuk memperluas wilayah Kerajaan Mataram Kuno
selalu terlaksana, baik melalui penaklukan maupun persahabatan.
Kerajaan Mataram Kuno terkenal di seluruh Nusantara, bahkan sampai ke
mancanegara. Wilayahnya luas, kekuasaannya besar, tentaranya kuat, dan
penduduknya sangat banyak.
Perluasan Kerajaan
Mataram Kuno itu sampai pula ke Pulau Jawa bagian timur. Tidak ada
bukti atau tanda bahwa terjadi penaklukan dengan peperangan antara
Kerajaan Mataram Kuno dengan Kerajaan Kanjuruhan. Ketika Kerajaan
Mataram Kuno diperintah oleh Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung,
raja Kerajaan Kanjuruhan menyumbangkan sebuah bangunan Candi Perwara
(pengiring) di kompleks Candi Prambanan yang dibangun oleh Sri Maharaja
Rakai Pikatan tahun 856 M (dulu bernama “Siwa Greha”). Candi pengiring
(perwara) itu ditempatkan pada deretan sebelah timur, tepatnya di
sudut tenggara. Kegiatan pembangunan semacam itu merupakan suatu
kebiasaan bagi raja-raja daerah kepada pemerintah pusat. Maksudnya agar
hubungan kerajaan pusat dan kerajaan di daerah selalu terjalin dan
bertambah erat.
Kerajaan Kanjuruhan saat itu
praktis dibawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuna. Walaupun demikian
Kerajaan Kanjuruhan tetap memerintah di daerahnya. Hanya setiap tahun
harus melapor ke pemerintahan pusat. Di dalam struktur pemerintahan
Kerajaan Mataram Kuna zaman Raja Balitung, raja Kerajaan Kanjuruhan
lebih dikenal dengan sebutan Rakryan Kanuruhan, artinya “Penguasa
daerah” di Kanuruhan. Kanuruhan sendiri rupa-rupanya perubahan bunyi
dari Kanjuruhan. Karena sebagai raja daerah, maka kekuasaan seorang
raja daerah tidak seluas ketika menjadi kerajaan yang berdiri sendiri
seperti ketika didirikan oleh nenek moyangnya dulu. Kekuasaaan raja
daerah di Kanuruhan dapat diketahui waktu itu adalah daerah lereng
timur Gunung Kawi.
Daerah kekuasaan Rakryan
Kanuruhan watak Kanuruhan. Watak adalah suatu wilayah yang luas, yang
membawahi berpuluh-puluh wanua (desa). Jadi mungkin daerah watak itu
dapat ditentukan hampir sama setingkat kabupaten. Dengan demikian Watak
Kanuruhan membawahi wanua-wanua (desa-desa) yang terhampar seluas
lereng sebelah timur Gunung Kawi sampai lereng barat Pegunungan
Tengger-Semeru ke selatan hingga pantai selatan Pulau Jawa.
Dari sekian data nama-nama desa (wanua) yang berada di wilayah
(watak) Kanuruhan menurut sumber tertulis berupa prasasti yang ditemukan
disekitar Malang adalah sebagai berikut :
- daerah Balingawan (sekarang Desa Mangliawan Kecamatan Pakis),
- daerah Turryan (sekarang Desa Turen Kecamatan Turen),
- daerah Tugaran (sekarang Dukuh Tegaron Kelurahan Lesanpuro),
- daerah Kabalon (sekarang Dukuh Kabalon Cemarakandang),
- daerah Panawijyan (sekarang Kelurahan Palowijen Kecamatan Blimbing),
- daerah Bunulrejo (yang dulu bukan bernama Desa Bunulrejo pada zaman Kerajaan Kanuruhan),
- dan daerah-daerah di sekitar Malang barat seperti : Wurandungan (sekarang Dukuh Kelandungan – Landungsari), Karuman, Merjosari, Dinoyo, Ketawanggede, yang di dalam beberapa prasasti disebut-sebut sebagai daerah tempat gugusan kahyangan (bangunan candi) di dalam wilayah/kota Kanuruhan
Demikianlah daerah-daerah yang menjadi wilayah kekuasaan Rakryan Kanuruhan. Dapat dikatakan mulai dari daerah Landungsari (barat), Palowijen (utara), Pakis (timur), Turen (selatan). Keistimewaan pejabat Rakryan Kanuruhan ini disamping berkuasa di daerahnya sendiri, juga menduduki jabatan penting dalam pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno sejak zaman Raja Balitung, yaitu sebagai pejabat yang mengurusi urusan administrasi kerajaan. Jabatan ini berlangsung sampai zaman Kerajaan Majapahit. Begitulah sekilas tentang Rakryan Kanuruhan. Penguasa di daerah tetapi dapat berperan di dalam struktur pemerintahan kerajaan pusat, yang tidak pernah dilakukan oleh pejabat (Rakyan) yang lainnya, dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno di masa lampau.
0 Response to "Sejarah Kerajaan Kanjuruhan | Sejarah kerajaan Indonesia"