Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Inggris | Sejarah Nasional Indonesia
- Pulau Jawa, Palembang, dan Makasar diserahkan kepada Inggris
- Semua anggota tentara Belanda ditahan
- Pemerintah Inggris tidak akan mengakui utang-utang yang dibuat oleh pemerintah Prancis selama masa pemerintahan Daendels
- Pegawai-pegawai pemerintah yang masih ingin bekerja di bawah pemerintah Inggris boleh tetap memegang jabatannya.
Dengan demikian mulailah zaman baru dalam sejarah
kolonial di Indonesia. Oleh pemerintah Inggris, Jawa dijadikan bagian
dari jajahannya di Hindia.
Thomas Stamford Raffles dianggap sebagai Wakil Gubernur (Lieutenant
Governor) di Indonesia untuk mewakili raja muda(Viceroy) Lord Minto yang
berkedudukan di India. Sebagai orang yang beraliran liberal, Raffles
ingin mengadakan perubahan-perubahan dalam sistem pemerintahan di
Indonesia termasuk dalam bidang ekonomi. Ia hendak melaksanakan
kebijakan ekonomi yang didasarkan pada dasar-dasar kebebasan sesuai
ajaran liberalisme. Maka dalam masa pemerintahannya (1811-1816) Raffles
mencoba untuk melaksanakan kebijaksanaan sebagai berikut:
- Menghapus segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa atau rodi. Rakyat diberi kebebasan untuk menanami tanahnya dengan tanaman-tanaman yang dianggap menguntungkan. Mengadakan pergantian sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi dengan sistem pemerintahan kolonial yang bercorak barat. Raffles menganggap bahwa pemerintah kolonial adalah pemilik semua tanah yang ada di daerah jajahan. Karena itu Raffles menganggap bahwa yang menggarap sawah adalah penyewa dari tanah pemerintah.
- Para petani mempunyai kewajiban membayar sewa tanah(land
rente) pada pemerintah. Sewa tanah atau landrentitu harus diserahkan
sebagai suatu pajak atas pemakaian tanah pemerintah oleh penduduk.
Sesungguhnya sistem sewa yang diperkenalkan oleh Raffles itu mengandung
maksud yang luas . Sistem tersebut dimaksudkan untuk membebaskan beban
kehidupan dari pundak penduduk, dan memberikan kebebasan atas tanah yang
dimiliki oleh petani. Mereka membayangkan apabila para petani memiliki
kebebasan untuk menanami tanahnya dan menjual hasil panennya secara
bebas maka mereka akan terangsang untuk bekerja giat demi hasil yang
dinikmati sendiri. Padahal sistem sewa tersebut sangat merugikan para
petani karena mereka harus menyerahkan sewa kepada pemerintah. Akibatnya
para petani enggan bekerja giat untuk mengolah tanahnya.
- Dalam pelaksanaannya sistem sewa tanah ini membawa banyak
akibat. Sistem sewa tanah telah menimbulkan perubahan-perubahan penting
yaitu: Unsur-unsur paksaan diganti dengan unsur kebebasan, sukarela, dan
hubungan perjanjian atau kontak.
- Hubungan antar pemerintah dengan rakyat didasari oleh sifat kontak yang merupakan hal baru bagi penduduk tanah jajahan. Dalam kehidupan sosial dan budaya ikatan adat istiadat yang secara turun-temurun telah berjalan menjadi semakin longgar karena pengaruh kehidupan yang bercorak barat. Demikian pula kehidupan ekonomi barang hendak diganti dengan ekonomi uang.
Sejarah Nasional Indonesia
Kebijakan
politik yang diterapkan Raffles di Hindia Belanda banyak dipengaruhi
teori liberalisme. Inggris sukses menerapkannya di India. Pada tahun
1812, Raffles mengadakan pembaruan sistem pengadilan dengan sistem juri
seperti di Inggris dan menata kehidupan politik pemerintahan di Jawa.
Raffles membagi Pulau Jawa ke dalam 18 karesidenan dan mengurangi
kekuasaan kekuasaan para bupati. Kasultanan Banten di hapuskan,
sementara itu kedaulatan Kasultanan Cirebon diserahkan kepada Inggris.
Sultan Badaruddin dari Palembang dipaksa turun tahta dan diganti oleh
adiknya Najamuddin. Atas pengangkatan ini Raffles mendapat hadiah Pulau
Bangka dan Biliton.
Raffles
berhasil mendekati dan mempengaruhi beberapa daerah atau kerajaan untuk
bekerja sama dengan Inggris. Misalnya, mengasingkan Sultan Hamengku
Buwono II ke Pinang dan menggantikannya dengan Hamengku Buwono III dari
Yogyakarta (1811). Selain itu, untuk memperlemah Kasultanan Yogyakarta,
Raffles menyerahkan sebagian wilayah kepada Pangeran Natakusuma. Raffles
juga memperkecil wilayah Kesunanan Surakarta. Kesulitan mulai dihadapi
oleh Raffles setelah Lord Minto meninggal dunia pada bulan Juni 1814.
Bahkan, meski tidak terbukti, ia dituduh telah melakukan korupsi.
Kekuasaan Inggris atas Hindia Belanda semakin lemah setelah
negara-negara yang melawan Napoleon membuat perjanjian untuk mendirikan
kerajaan Belanda yang baru. Akhirnya, pada tanggal 13 Agustus 1814
Inggris menyetujui bahwa semua harta dan kekuasaannya di Hindia Belanda
dikembalikan kepada Belanda. Keputusan ini diperkuat dengan Kongres Wina
pada tahun 1815 yang menyebutkan bahwa Inggris harus mengembalikan Jawa
dan kekuasaan Hindia Belanda lainnya kepada Belanda sebagai bagian dari
persetujuan yang mengakhiri Perang Napoleon. Serah terima kekuasaan
dilaksanakan antara Letnan Gubernur John Fendall (Inggris) kepada Tiga
Komisaris Belanda (Cornelis Elout, Buijskes, dan van der Capellen) pada
bulan Agustus 1816. Berakhirlah masa pemerintahan Raffles di Pulau Jawa.
Hindia Belanda kembali dikuasai oleh Belanda.
Raffles kemudian menduduki pos di Bengkulu.
Pada tahun 1819 Inggris berhasil memperoleh Singapura dari Sultan Johor.
Pada Tahun 1824 Inggris dan Belanda kembali berunding melalui Treaty Of
London tahun1824 yang isinya antara lain menegaskan :
1. Belanda memberikan Malaka kepada Inggris dan sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada Belanda.
2. Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis paralel Singapura sedangkan Inggis di sebelah utara.
1. Belanda memberikan Malaka kepada Inggris dan sebaliknya Inggris memberikan Bengkulu kepada Belanda.
2. Belanda dapat berkuasa di sebelah selatan garis paralel Singapura sedangkan Inggis di sebelah utara.
0 Response to "Sejarah Kolonialisme atau Penjajahan Inggris | Sejarah Nasional Indonesia"